Jalan Berliku Malaysia Menembus RI Jalur Jembatan Hingga Terowongan di Selat Melaka

Jalan Berliku Malaysia Menembus RI Jalur Jembatan Hingga Terowongan di Selat Melaka

Malaysia ingin membuat akses jembatan hingga terowongan di Selat Malaka-Foto: Net-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Pernah ditolak pada era Presiden SBY, Malaysia ternyata tak pernah tidur dari mimpinya untuk bisa menembus RI melalui Selat Malaka dengan akses jembatan hingga terowongan.

 

Adalah Ketua Menteri Malaka yang tahun lalu masih dijabat oleh Sulaiman Md Ali kembali mengungkit soal akses Malaka-RI ini dalam momen peluncuran Melaka Week di Malaysia Pavilion di Dubai.

 

Tak hanya jembatan, kata Sulaiman terowongan juga menjadi opsi yang perlu dipertimbangkan sebagai jalur bawah tanah untuk menyatukan Malaysia dan Indonesia di Selat Malaka.

 

Malaysia disebut-sebut cukup getol membuka akses menembus RI ini karena hal ini berpotensi mendongkrak ekonomi Malaka secara khusus dan Malaysia secara umum terutama di sektor jasa.

 

Studi kelayakan untuk mewujudkan mimpi juga telah kembali dilakukan Malaysia dalam beberapa tahun terakhir.

 

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian kepada media tahun lalu mengatakan, Pihak Malaysia memang ada mengajukan izin studi kelayakan untuk membangun akses Malaka-RI dan itu menurutnya tidak masalah.

 

Hedy mengaku rencana ini tentu saja tidak menutup kemungkinan terjadi jika ada investor yang tertarik. Hanya saja Pemerintah RI katanya belum menerima tawaran langsung persoalan Jembatan Selat Melaka ini.

 

Ide awal membangun jembatan ini pernah dibahas mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat ia bertemu Presiden Soeharto tahun 1996, 27 tahun lalu, namun kemudian senyap seiring datangnya krisis moneter dan runtuhnya kepemimpinan Soeharto.

 

Kemudian ide ini kembali dimunculkan Malaysia, adalah presiden SBY dalam sebuah pertemuan pada tahun 2013 mengatakan ia telah menolak proposal Malaysia itu karena ingin memprioritaskan pembangunan jembatan di dalam negeri, diantaranya di Selat Sunda.

 

“Saya tolak. Saya tahu kalau jembatan Sumatera-Malaysia yang dibangun, kekayaan Sumatera akan habis tersedot ke Asia,” ujar SBY dikutip dari Harian Suara Pembaruan.

 

Kemudian dalam sebuah pertemuan Konferensi Indonesia Malaysia Thailand (IMT) Growth Triagle(GT) tahun 2022 lalu, hal ini sempat kembali disinggung meski belum ada kesepakatan apa-apa.

 

Dalam proposalnya, calon investor Malaysia Strait of Malacca Partners Sdn Bhd telah mendesain jembatan penyatu RI-Malaysia ini dengan panjang bentang 48,7 Kilometer.

 

Jembatan Selat Malaka ini dalam rancangannya akan menghubungkan RI dan Malaysia dari Malaka hingga ke Pulau Rupat Riau.

 

Untuk bisa sampai ke Dumai Pulau Sumatera, akan dibutuhkan infrastruktur tambahan berupa jalan sepanjang 71,2 kilometer di Rupat, dilanjutkan dengan jembatan sekunder sepanjang 8 kilometer hingga menyeberang ke Pulau Sumatera, tepatnya Kota Dumai.

 

Selat Melaka merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di Asia. Memiliki kedalaman hingga 60 meter, begitu banyak kapal besar yang lalu lalang di jalur ini.

 

Dalam rancangannya, jembatan ini akan memiliki tempat penyeberangan khusus dan ketinggian jembatan akan dibuat menjulang mencapai 76 meter agar di bawahnya aktivitas pelayaran tidak terganggu.

 

Berapa biaya yang akan dihabiskan untuk membangun jembatan ini? Dikutip Jambi Ekspres dari proposal Strait of Malacca Partners selaku perancang jembatan ini, yang ditulis The Straits Times, biaya untuk membangun Jembatan Selat Malaka ini diperkirakan menelan USD 17,3 Miliar atau sekitar Rp256,76 Triliun dengan nilai tukar saat ini.

 

"Proyek ini pasti berjalan, tetapi akan memakan waktu karena kami masih dalam tahap kelayakan," begitu Direktur Strait of Malacca Partners, Datuk Lim Sue Beng mengatakan.

 

Selain itu, terwujud atau terlaksananya rencana ini, katanya juga membutuhkan persetujuan kedua negara, persetujuan RI dan juga persetujuan Malaysia. (dpc)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: