10 Juni Keramat! RI Mulai Stop Ekspor Bauksit, Jokowi Tak Peduli Dunia Komat-Kamit

10 Juni Keramat! RI Mulai Stop Ekspor Bauksit, Jokowi Tak Peduli Dunia Komat-Kamit

Presiden Jokowi larang ekspor Bauksit mulai 10 Juni tak peduli dunia akan komat kamit-Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr -

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - 10 Juni keramat! mulai Sabtu (10/6) RI akan mulai stop ekspor bijih Bauksit. Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi yang diumumkannya langsung beberapa waktu lalu.

 

Merujuk dari laman geology.com ditulis bauksit adalah bijih utama aluminium. Mineral utama yang terkandung dalam bauksit adalah boehmite, gibsite, dan diaspora. 

 

Bauksit banyak digunakan untuk bahan dasar alumunium, kemasan makanan, bahan abrasif, bahan utk menutupi retakan, tinta, bahan baku besi baja, dan untuk membuat keramik. 

 

Jokowi dalam keterangannya menyampaikan, setidaknya ada beberapa pertimbangan mendasar mengapa Bauksit akan dilarang ekspor, tanpa ampun lagi.

 

Diantaranya untuk mendorong pengolahan Bauksit di dalam negeri, meningkatkan nilai ekonomi dalam negeri, meningkatkan terciptanya lapangan kerja baru di dalam negeri, menaikkan devisa negara dan memeratakan pertumbuhan ekonomi di RI.

 

“Saya ulang, mulai Juni 2023 pemerintah akan memberlakukan pelarangan ekspor bijih bauksit" tegas Jokowi di Istana Merdeka Jakarta Pusat, Rabu (21/12). Ia juga optimis kebijakan ini akan memberi dampak positif terhadap Indonesia.

 

Apakah tidak takut nilai ekspor RI akan turun dengan kebijakan ini? Jokowi menjawab bahwa penurunan akan terjadi di awal-awal kebijakan diterapkan. “Tapi itu nanti tahun kedua ketiga keempat itu mulai kelihatan lompatannya," tegas Jokowi.

 

Ia juga mencontohkan, saat memberlakukan larangan ekspor bijih nikel pada 1 Januari 2020 lalu, RI berhasil meningkatkan nilai ekspor 19 kali lipat.

 

Semula hanya Rp17 Triliun atau 1,1 miliar USD di akhir tahun 2014 meningkat menjadi Rp326 Triliun atau 20,9 miliar USD pada tahun 2021.

 

“Perkiraan saya, tahun ini akan tembus lebih dari Rp468 triliun atau lebih dari 30 miliar USD,” tutur Jokowi yang juga didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

 

Saat larangan ekspor bijih nikel, dunia langsung beraksi, banyak negara dunia yang komat-kamit tak mau terima, dan Jokowi tak peduli dan menghadapi segala resikonya.

 

Dunia akan kembali komat-kamit, berpeluang juga akan terjadi setelah kebijakan larangan ekspor bauksit diterapkan RI.

 

Menyibak kejadian yang sudah, Uni Eropa melalui World Trade Organization (WTO), organisasi perdagangan dunia, langsung menggugat RI karena dianggap telah melanggar peraturan perdagangan internasional karena stop ekspor bijih nikel.

 

BACA JUGA:Apa yang Terjadi Setelah Jokowi Larang Ekspor Nikel? Selain Bikin ‘Ngamuk’ Dunia, Untung Apa Rugi?

 

Hasilnya, Indonesia kemudian dinyatakan kalah menghadapi gugatan Uni Eropa ini pada November 2022, informasi kalah ini dikeluarkan oleh Badan penyelesaian sengketa WTO.

 

Namun Indonesia tidak mau diam, kekalahan ini kemudian dibalas dengan banding. Bagaimana hasil banding RI? Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dikutip dari situs resmi kemendag.go.id mengatakan, hasilnya butuh proses lama dan tak akan bisa cepat.

 

“Karena proses di WTO itu ada hiring-nya ada first stabilitas-nya ada forum konsultasinya dan tahapan tahapan yang dilalui,” jelas Jerry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: