Ini Kabar Terbaru dari KBRI Soal 20 Pemuda Jambi Terjebak Jadi Operator Judi Online di Malaysia

Ini Kabar Terbaru dari KBRI Soal 20 Pemuda Jambi Terjebak Jadi  Operator Judi Online di Malaysia

Salah satu pintu masuk ke negara Malaysia, warga Jambi yang terjebak jadi operator judi online kabarnya berangkat melalui Jakarta-Foto: Dona/Jambi Ekspres-

JAMBI, JAMBIEKSPRES - Gubernur Jambi Al Haris memberi kabar terbaru terkait nasib 20 pemuda Jambi yang kini masih tertahan di Malaysia.

 

Kepada wartawan, Al Haris mengatakan ia sudah melakukan komunikasi untuk kedua kalinya dengan pihak KBRI, pertama saat bersama perwakilan orangtua di rumah dinas melalui sambungan telepon Selasa (24/5) dan kedua melalui pesan Whatsapp.

 
--

Hingga hari ini Rabu (25/5), semua pemuda Jambi itu kata Al Haris berada dalam keadaan sehat dan masih berada di safe house Melaka dan Kuala Lumpur di bawah pengawasan pihak kepolisian negara Malaysia. 

 

Menurut KBRI, masih kata Al Haris, semua anak-anak Jambi itu masih menjalani masa penahanan dalam rangka menjadi saksi dan dimintai keterangan oleh penyidik Malaysia, bukan sebagai tersangka.

 

Kata Al Haris, KBRI dan Pemprov akan terus mengawasi kondisi warga Jambi di sana dan berupaya agar mereka tidak terjerat kasus pidana namun hanya terkait Pasal Keimigrasian dan diharapkan bisa dideportasi sesegera mungkin untuk kembali ke Indonesia. 

 

Meski demikian, ia mengaku masih akan terus menunggu kabar terbaru dari KBRI karena pihak KBRI lah yang akan melakukan upaya penyelamatan bagi 20 pemuda Jambi itu, termasuk beberapa WNI lainnya dari kota lain yang ikut menjadi korban. 

 

Seperti diberitakan sebelumnya, 20 pemuda Jambi ini ditahan di Malaysia saat ada operasi jaringan judi online di Malaysia. 

 

Saat ditangkap, 20 pemuda Jambi ini ternyata baru saja bekerja di sana, belum sampai 3 bulan. 

 

Mereka berangkat ke Malaysia melalui Jakarta dalam dua gelombang. Ada yang berangkat Desember 2022 dan Januari 2023. 

 

Keberangkatan mereka ke Malaysia menurut orangtua korban, diurus oleh agency dan ditawarkan bekerja sebagai marketing. 

 

Mereka berangkat dibiayai oleh agency, mulai dari biaya pembuatan paspor hingga ongkos. 

 

Sesampai di Malaysia rupanya 20 pemuda ini kata orangtuanya tidak bekerja sebagai marketing tapi malah terjebak dipekerjakan sebagai operator judi online. 

 

Selama di Malaysia mereka diminta tinggal di sebuah gedung, di gedung itulah mereka bekerja sekaligus tinggal. Sejak di Malaysia, menurut pengakuan orangtua, mereka hanya diizinkan keluar dari gedung 2 hingga 3 kali.

 

Saat berangkat, mereka menggunakan paspor wisata. “Saat awal berangkat mereka dijanjikan akan diurus izin kerja atau permit, semua katanya diurus oleh induk semang di sana.” ujar salah satu perwakilan orangtua kepada Jambi Ekspres Selasa (24/5) di rumah dinas Gubernur Jambi.

 

Kejadian yang dialami 20 pemuda Jambi ini kata Gubernur diharapkan tak dialami lagi oleh warga Jambi yang ingin menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: