Selain Dirut Bank Jambi, Direktur Investmen Banking PT. MNC Sekuritas Juga Tersangka

Selain Dirut Bank Jambi, Direktur Investmen Banking PT. MNC Sekuritas Juga Tersangka

Direktur Utama Bank 9 Jambi, Yunsak El Hacon saat berada di Kejaksaan Tinggi Jambi, Selasa (9/5)--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Selain menetapkan Direktur Utama Bank 9 Jambi, Yunsak El Helcon, Kejaksaan Tinggi Jambi juga menetapkan empat orang tersangka lainnya.

Empat orang tersebut ditetapkan sebagai tersangka atas kasus yang sama dengan El Helcon yakni kasus korupsi gagal bayar medium term note (MTN) PT SNP (SNP Finance) pada Bank Jambi tahun 2017 - 2018.

Keempat tersangka tersebut yakni LD selaku Direktur PT. Columbindo Perdana-Cash & Kredit/ Direktur PT. Citra Prima Mandiri (Columbia)/Anak dari Leo Candra (Komisaris Utama/Pemegang Saham/Pemilik PT. SNP).

Kemudian, DS selaku Direktur Investmen Banking PT. MNC Sekuritas Tahun 2014-2019, AI selaku Pjs. Direktur Capital Market PT. MNC Sekuritas Tahun 2016-2019 dan YEH selaku Direktur Pemasaran Bank Jambi Tahun 2016-2020.

Namun, satu tersangka LD ditetapkan DPO, dan DS dan YEH akan dilakukan penahanan selama 20 hari ke depan.

Sedangkan tersangka AI saat ini sedang menjalani hukuman di Lapas Kelas IIA Bukit Tinggi.

Hal ini diumumkan secara langsung oleh Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi, Elan Suherlan, yang didampingi Aspidsus dan Asintel, di Aula Kejati Jambi Lantai 4, Selasa (9/5).

Kejati Jambi, Elan Suherlan saat menjelaskan kronologi kasus ini mengatakan, pada tahun 2017 dan 2018 Bank Jambi melakukan investasi penempatan dana pada PT. SNP (Sunprima Nusantara Pembiayaan) dalam bentuk pembelian MTN (Medium Term Note atau Surat utang jangka menengah). 

Dalam proses penerbitan MTN tersebut, PT. SNP (selaku emiten/penerbit) telah menggunakan laporan keuangan yang datanya dimanipulasi sehingga kondisi keuangan perusahaan seolah-olah terlihat sehat dan memiliki prospek usaha yang bagus, padahal faktanya sejak tahun 2010 PT. SNP telah mengalami kesulitan keuangan yang terlihat dari cashflow perusahaan dimana uang keluar lebih besar daripada uang yang masuk. 

"Data laporan keuangan yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya tersebut kemudian digunakan oleh PT. MNC Sekuritas (selaku arranger yang ditunjuk oleh PT. SNP) dalam menyusun dokumen penawaran MTN PT. SNP berupa Info Memorandum dan Teaser untuk disampaikan kepada calon investor yang salah satunya adalah Bank Jambi," ujarnya.

Dalam bertindak selaku arranger, PT. MNC Sekuritas telah menerima keuntungan resmi yang besarannya berkisar antara 0,5% s/d  1% dari nilai transaksi MTN PT. SNP dengan Bank Jambi, selain itu terjadi juga kesepakatan pemberian fee tidak resmi yang merupakan  keuntungan tidak wajar dari PT. SNP kepada PT. MNC Sekuritas sebesar 3% yang pemberiannya dilakukan melalui PT. Tunas Tri Artha yang seolah-olah bertindak selaku selling agent atau agen penjual dari PT. MNC Sekuritas. Fee 3% inilah yang kemudian digunakan oleh PT. 

"MNC Sekuritas untuk melancarkan bisnisnya dengan melakukan sejumlah pemberian diantaranya rumah, uang, mobil, moge, tabungan beserta ATM, dan biaya perjalanan ke luar negeri kepada pihak tertentu pada Bank Jambi sehingga kemudian Bank Jambi bersedia menempatkan dana dengan cara membeli MTN PT. SNP tanpa melalui prosedur yang seharusnya. Akibatnya ditengah perjalanan jangka waktu MTN, PT. SNP tidak mampu membayar coupon/bunga MTN kepada Bank Jambi dan mengalami gagal bayar pada saat jatuh tempo," terang Elan Suherlan. (raf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: