Bagian 13: “1% Soal Arjuna”

Bagian 13: “1% Soal Arjuna”

ilustrasi--

Arjuna!” Panggilan itu membuat Arjuna membalikkan badannya, kakinya yang tadinya ingin men-starter motornya bahkan masih menggantung sebab heran dengan Aresa yang sudah berdiri rapi di depan rumahnya dengan seperangkat seragam sekolah, lengkap. Sedang Arjuna masih dengan kaos partai dan boxer Masha and The Bearnya—jangan ditanya kenapa harus gambar kartun anak nakal dan beruang itu—Arjuna juga tidak mampu bilang, ia bisa pastikan itu selera Bunda dan Adiknya, Adela.

“Ngigo lo sepagi ini udah ngembel dirumah gue? Sorry, nggak punya uang recehan!” Arjuna merespon Aresa menggelengkapan kepalanya, rambutnya semakin awut – awutan kala kepalanya terasa gatal sebab Arjuna menggaruknya dengan bringas, sembari menguap Arjuna memastikan motornya dipanasi dengan baik. Aresa berjalan lebih dekat dengan Arjuna, kemudian melayangkan satu kakinya yang mulus mendarat di bokong Arjuna dengan sempurna.

“ARGH!” Teriak Arjuna mengelus bokongnya kesakitan, “LO GILA YA?!” Protes Arjuna, yang dibalas dengusan malas oleh Aresa.

“Yang gila itu loh, yakali gua udah on top gini buat kesekolah dibilang gembel, malah yang ada lo noh yang bahkan gue ragu bisa bedain lo dengan gembel sebenarnya. Udah gede, nggak ada malu pula. Noh, iler lo jorok banget, sumpah!” Aresa menggeram kesal, ia mengibaskan rambutnya kebelakang, gerah liat kelakuan Arjuna yang kadang – kadang terasa di luar nalar bagi Aresa. ia juga melemparkan tisu saku yang dibawahnya kepada Arjuna, “Minimal cuci muka kalo mau keluar! Dasar jorok!”

Aresa mengehentakkan kakinya, masuk ke rumah Arjuna dengan santainya, sedang sang empu yang paginya sudah mendapat makian menggelengkan kepala tidak percaya, “Ini kok terasa jadi gue ya yang kayak numpang di rumah dia, padahal rumah bokap nyokap gua ini mah!” Batin Arjuna, “Ini mah si Aresanya aja yang suka nyelonong nggak tau diri!” Lanjutnya kemudian, menyusul Aresa, masuk ke dalam rumahnya.

“Bun! Liat ada tamu nggak sopan? Masa masuk nggak ada izinnya sama abang!” Arjuna mengadu pada Bunda yang tengah memasak, sedang Aresa yang sudah duduk di meja makan mengejek Arjuna dengan wajah yang sengaja dibuat semenyebalkan mungkin.

“Mandi dulu bang! Nggak malu sama Aresa, entar ilfeel sama abang.” Ujar Bunda sembari menuangkan tumis tahu tempe ke piring yang ada di tengah meja makan.

“Ya ngapain, yang ada abang duluan yang ilfeel sama Aresa!” Arjuna itu keras kepala, terutama di depan bunda, soal Aresa yang rasanya lebih terasa seperti anak kandung Bundanya.

“Hush! Pagi – pagi udah berantem aja, mandi sana abang! Telat nanti kamu ke sekolah!” Ujar Bunda mendorong Arjuna, putra semata wayangnya untuk segera menuju kamar mandi. Arjuna menyempatkan dirinya untuk beradu mata bersama Aresa, Arjuna bahkan mengancam Aresa melalui picingan matanya, yang andai saja benar – benar tajam dan bisa terasa, Aresa yakin tubuhnya pagi ini akan tergelat berdarah – darah.

“Adela kalo udah gede jangan mau sama manusia yang sifatnya sebelas dua belas sama abang Arjuna, bisa resah hidup sampai akhir hayat.” Ujar Aresa jahil pada Adela yang sedari tadi duduk anteng disampingnya dengan biskuit miliknya, sengaja Aresa keraskan volume suaranya.

“GUE MASIH DENGAR YA ARESA!! JANGAN LO KONTAMINASI ADEK GUA SAMA YANG NGGAK – NGGAK!” Teriak Arjuna yang dibalas kekehan Aresa.

“hihihi…abang udah nggak biru lagi.” Ungkap Adela pada Aresa, yang dibalas kernyitan bingung oleh Aresa.

“Memangnya kemaren abang biru?” Tanya Aresa lagi, kemarin ia memang hanya bertemu Arjuna di pagi dan di sekolah sebelum pulang, sebab seharian kemarian ia menghabiskan waktu full bersama Azer.

“Kata abang, nggak tau kenapa. Tapi abang bilang, disini biru.” Adela menunjuk dadanya, memperagakan Arjuna yang kemarin siang menujuk hatinya dan mengadu dengan nelangsa pada Adela. “Mungkin abang mirip Adela kemarin, soalnya abang bisik – bisik sama Adela, kalo Kak Aresa nggak main lagi, bukan berarti nggak sayang sama Adela.” Adela itu nggak tau mana yang harus ia simpan mana yang harus ia ungkapkan, Adela memajukan badannya pada Aresa, ia mengambil posisi berbisik, “ini rahasia ya kak Aresa, kata abang jangan kasih tau siapa – siapa hihihi” Bisik Adela.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: