Sama-sama Proyek Kesayangan Jokowi, Ini Beda Trans Sulawesi Highway dan Tol Trans Sumatera

Sama-sama Proyek Kesayangan Jokowi, Ini Beda Trans Sulawesi Highway dan Tol Trans Sumatera

Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo berinteraksi dan berfoto bersama dengan para penari penyambut di Stasiun Rammang-Rammang, Kabupaten Maros, pada Rabu, 29 Maret 2023.-Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Dua mega proyek ini sama-sama dapat perhatian besar dari Presiden RI, sama-sama kesayangan Jokowi, satu Trans Sulawesi Highway dan satunya lagi Jalan Tol Trans Sumatera

 

1. Trans Sulawesi Highway

 

Trans Sulawesi Highway adalah proyek pembangunan jalur kereta api yang dirancang untuk menghubungkan Makassar hingga Manado sepanjang 2.000 kilometer.

 

Trans Sulawesi Highway tahap pertama telah dimulai pada tahun 2015 sepanjang 145 kilometer dari Kota Makassar ke Parepare. Dalam perencanaannya, akan ada 17 stasiun di jalur ini untuk pemberhentian kereta api.

 

Rute Makassar-Parepare mulai dipasang rel pada November 2015 kemudian mulai uji coba November 2017.

 

Rute ini akan menghemat waktu tempuh Makassar-Parepare, jika menggunakan mobil bisa menghabiskan 3 jam maka dengan kereta api cukup 1,5 jam saja.

 

Proyek Trans Sulawesi Highway memang mendapat perhatian besar dari pemerintah era Jokowi, itu sebabnya pembangunan Jalur Kereta Api Trans Sulawesi juga Masuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2011–2030.

 

Bahkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian menjadikan proyek jalur kereta api Trans-Sulawesi sebagai infrastruktur prioritas dan juga program strategis nasional.

 

Oktober 2022 lalu, dua stasiun telah mulai digunakan secara terbatas yaitu Stasiun Garongkong-Stasiun Mangilu. Kemudian Stasiun Rammang-Rammang

 

Presiden Jokowi dalam keterangannya, Rabu, 29 Maret 2023 menyampaikan bahwa kereta api ini merupakan bagian dari pekerjaan besar.

 

“Ini memang bagian kereta api ini adalah bagian dari pekerjaan besar kita untuk trans lintas Sulawesi dari Selatan, di Makassar, sampai nanti di Utara, di Manado, Sulawesi Utara,” ucap Presiden usai meninjau fasilitas Stasiun Rammang-rammang.

 

Jokowi menjelaskan bahwa kereta api tersebut merupakan kereta api pertama di Sulawesi. Dengan dukungan fasilitas yang baik, Presiden berharap masyarakat dapat memanfaatkan moda transportasi kereta api untuk mengurangi kemacetan.

 

Setelah menjajal kereta api lintas Makassar-Parepare dari Depo Kereta Api Maros, Jokowi memastikan bahwa kereta api yang kini beroperasi memiliki fasilitas yang bagus dan nyaman untuk digunakan oleh masyarakat.

 

“Tadi saya mencoba dari Maros ke Rammang-Rammang keretanya bagus dan nyaman,” lanjut Jokowi.

 

Tujuan utama pembangunan jalur Kereta Api Makassar-Manado dititikberatkan pada peningkatan perekonomian di Pulau Sulawesi, baik untuk transportasi masyarakat, barang atau komoditas, mendukung pertumbuhan industri dan juga mendukung pariwisata.

 

2. Jalan Tol Trans Sumatera

 

Jalan tol trans Sumatera membentang mulai dari Lampung hingga Aceh sepanjang 2.704 kilometer.

 

Ide membangun jalur tol dari Lampung ke Aceh ini sebenarnya telah ada sejak zaman pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) 

 

Presiden SBY mengeluarkan Perpres No. 100/2014 tentang "Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatra" tanggal 17 September 2014.

 

Ketika itu pemerintah menugaskan PT Hutama Karya (Persero) untuk melakukan pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan paa empat ruas jalan tol yang meliputi ruas Jalan Tol Medan-Binjai, ruas Jalan Tol Palembang-Simpang Indralaya, ruas Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, dan ruas Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.

 

Perpres tersebut kemudian direvisi oleh Presiden Joko Widodo melalui Perpres No. 117/2015 tentang "Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera" yang menambah penugasan kepada PT Hutama Karya (Persero) sehingga menjadi total 24 ruas tol di Sumatera.

 

Pada zaman pemerintahan Jokowi, Jalan Tol Trans Sumatera terus jadi perhatian khusus. Jokowi bahkan beberapa kali mengunjungi langsung beberapa ruas tol ini dan juga meresmikannya.

 

Sampai sekarang ruas jalan tol ini sebagian telah selesai dilaksanakan. Hingga Desember 2022 telah beroperasi sekitar 549 km tahap 1 jalan tol trans Sumatera di beberapa Provinsi diantaranya Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Sumatera Utara dan Aceh.

 

Ruas jalan tol trans Sumatera yang masih dalam tahap konstruksi ada 515 km. Sehingga total ruas jalan tol yang sudah beroperasi dan sedang dalam tahap konstruksi yang tergabung dalam tahap I sepanjang 1.064 Km.

 

Pada tahap II, ditargetkan tol sepanjang 574 Km bisa mulai dikerjakan. Tahap II akan fokus pada jalan tol Betung-Tempino-Jambi dengan panjang 169 Km, jalan tol Jambi-Rengat bentangannya 197 Km dan jalan tol Rengat-Pekanbaru sepanjang 207 Km.

 

Sementara itu anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero) yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) telah menyelesaikan konstruksi jalan tol sepanjang 60 Km ruas Jalan Tol Trans Sumatera.

 

Diantaranya Jalan Tol Binjai-Stabat (12 km), Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung (17 km), dan Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang (31 km).

 

Adapun seksi jalan tol trans Sumatera lain yang masih dikerjakan HKI yakni Tol Binjai-Pangkalan Brandan (46 km), Tol Indralaya-Prabumulih (65 km) dan telah selesai dan diresmikan Presiden Jokowi baru-baru ini yaitu Tol Pekanbaru-Bangkinang.

 

Adapun di tahun 2023, HKI masih konsentrasi menyelesaikan ruas-ruas jalan tol trans Sumatera lainnya seperti Tol Indralaya - Prabumulih yang diperkirakan akan selesai pada bulan Maret 2023.

 

Dalam rilis resminya, Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti mengatakan, Tantangan menyelesaikan ruas-ruas jalan tol trans Sumatera cukup bervariasi.

 

Di proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona II-IV misalnya, pihak HKI harus menghadapi tantangan terkait anomali tanah, kontur yang ekstrem dan curah hujan yang cukup tinggi.

 

Sementara, dalam Proyek Pembangunan Jalan Tol Indralaya Prabumulih, HKI harus mampu mengatasi tantangan terkait tanah rawa yang cukup panjang di daerah pembangunan jalan tol tersebut dan tanah lunak di ujung trase. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: