“Annoying April”

“Annoying April”

ilustrasi--

“Stop be annoying people”

>>>***<<<

April itu akan jadi bulan yang menyebalkan bagi Jara, sebab ia tidak menyukai cuaca yang selalu berubah drastic, paginya hujan, siangnya panas luar biasa. Jara juga tidak suka bau lembab semalam bekas hujan, buat ia yang memang pada dasarnya pemarah jadi semakin mudah marah – marah. Bulan April juga jadi biasanya banyaknya kerjaan yang datang padanya dengan tenggat waktu yang sangat singkat, membuat Jara harus berpikir dua kali lebih keras dari hari hari biasanya, dan Jara tidak suka itu, bagaimana ia terus diburu oleh waktu.

Sejak pertama kali ia diterima di kantornya, Jara tahu bahwa ia akan jadi sosok yang dibenci. Padahal Jara pikir perbuatannya yang selalu berbicara terang – terangan dan sikapnya yang apa adanya ini, harusnya tak jadi masalah. Tapi, Jara lupa, ia berhadapan dengan manusia yang dikekang oleh standar masyarakat. Jara tidak pernah menolak kehadiran orang lain, merekalah yang lebih dulu mengambil langkah menjauh dari Jara. Jara tidak pernah mengabaikan sapaan orang lain, merekalah yang lebih dulu mengacuhkan Jara. Hingga ia terbiasa, dan kesepian inilah bukan apa – apa baginya.

Hari senin di April minggu pertama, Jara dapat melihat sosok perempuan kepang dua dengan baju longgar dan kacamata yang bertengger di wajahnya, terlihat mencolok sebab isi perempuan di kantornya rata – rata menggunkan pakaian yang cukup terbuka dengan warna cerah. Jara tersenyum kecil, melihat perempuan yang ia yakini karyawan baru itu tampak linglung dan juga menikmati tatapan mencomooh dari para karyawan untuknya. Hari itu Jara tau, ia tidak akan jadi satu – satunya gosip panas, sebab perempuan itu yang akan menggantikanya.

Prediksi Jara benar, lambat laun gosip miring tentagnya hilang, walau ia tetap sendirian, setidaknya ia tidak ditatap dengan pandangan merendahkan oleh karyawan. Dirinya dengan cepat digantikan oleh si anak baru, yang sering Jara dapati diam – diam menangis di toilet. Jara tidak punya waktu untuk mengurusi hidup orang lain, sebab hidupnya sendiri terlanjur rumit, mungkin Jara memang tidak punya hati, apatis seperti yang dibacarakan orang – orang. Namun, menit dimana Jara menunggu dan menjaga pintu toilet agar tak ada orang lain yang masuk dan menjaga agar si perempuan nerd itu menangis dengan leluasa, perempuan itu harusnya tahu berapa lama dan lelah harus berperang antara logika dan hatinya.

“Lo nggak pernah minta makan dari mereka, bukan berarti mereka lebih lama kerja mereka bisa jadi seenaknya, lo Cuma harus percaya diri, dan jangan pernah nangis lagi didepan gue!”

Jara itu masih sama dengan Jara yang bertahun – tahun lalu, masih Jara yang bilang benci adiknya tapi jadi garda terdepan lindunginya. (Bersambung)


Ari Hardianah Harahap--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: