Slamet Sudaryo Raih Gelar Doktor Ilmu Ekonomi

Slamet Sudaryo Raih Gelar Doktor Ilmu Ekonomi

Foto bersama Slamet Sudaryo bersama Ketua Penguji, Sekretaris, Promotor, para Co Promotor dan para Penguji--

Angkat Disertasi Determinasi Belanja Barang/Jasa Pemerintah

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Mengangkat disertasi Analisis Determinan Belanja Barang/Jasa untuk Infrastruktur dan Dampaknya Terhadap Indikator Makro Ekonomi Daerah di Indonesia, mengantar Slamet Sudaryo meraih gelar Doktor Ekonomi, dalam ujian promosi Doktor Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.


Slamet Sudaryo saat menyampaikan hasil disertasi--

Ujian promosi Doktor Ekonomi  itu dilaksanakan dilantai IV Aula Pascasarjana Universitas Jambi.

Dalam Ujian Promosi Doktor Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unja tersebut, bertindak selaku Ketua Penguji Dr. H. Junaidi, S.H.,M.Si, Sekretaris, Prof. Dr. Johannes, S.E.,M.S, Penguji Eksternal Prof. Dr. H. Didik Susetyo, S.E.,M.Si yang merupakan Guru Besar Universitas Sriwijaya, Promotor Prof. Dr. H. M. Rachmad, R. S.E.,M.S, Penguji Dr. Siti Hodijah, S.E.,M.Si, Penguji Dr. Hj. Zulfannety, S.E.,M.Si, Co Promotor Dr. H. Zam Zami, S.E.,M.Si dan Promotor Dr. M. Safrie, S.E.,M.Si.


Foto bersama Slamet Sudaryo dan Keluarga serta Ketua Penguji, Sekretaris, Promotor, para Co Promotor dan para Penguji--

Slamet Sudaryo dikonfirmasi usai pelaksanaan ujian promosi mengatakan, bahwa fakta dan data empiris menjelaskan meningkatnya alokasi belanja infratstruktur belum cukup berdampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. 

“Secara menyeluruh berdampak positif terhadap indikator makro ekonomi Derah, dan harapannya pemerintah tetap menganggarkan infrastruktur lebih besar lagi dan tepat sasaran, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan." kata Slamet Sudaryo, Rabu (22/2).


Ketua Penguji, Sekretaris, Promotor, para Co Promotor dan para Penguji--

Dirinya tertarik untuk mengambil judul disertasi ini disebabkan karena alokasi belanja yang cukup besar sekira 46 persen dari total belanja pemerintah (APBN).

“Dari jumlah alokasi yang besar untuk belanja barang dan jasa diharapkan memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia," jelasnya.

Ditambahkannya, bahwa naiknya alokasi belanja untuk infrastruktur ternyata belum berdampak secara signifikan terhadap pertubuhan ekonomi secara parsial. Tetap secara keseluruhan memberikan dampak positif  terhadap berkurangnya pengangguran, kemiskinan dan turunnya inflasi.

"Alokasi belanja barang/jasa Pemerintah mencapai Rp 1,099 triliun atau 46 persen dari total belanja Pemerintah (APBN) dengan tingkat pertumbuhan mencapai rerata 2 persen pertahun. Dan untuk belanja sektor konstruksi mencapai 31 persen dari belanja Pemerintah dengan tingkat pertumbuhan mencapai 13 persen atau setara dengan Rp 374 triliun," paparnya.

Sementara, Promotor Prof. Dr. H. M. Rachmad, R. S.E.,M.S mengungkapkan, yang dibahas oleh promovendus adalah belanja barang dan jasa selama masa Pemerintah Presiden Jokowi, dalam pengurangan kemiskinan masyarakat Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: