“See You, Sandra”

“See You, Sandra”

ilustrasi--

“Sampai jumpa lagi, soal rindu bisa diatasi nanti”

-Sandra

>>>***<<<

“Kalo dikasih kesempatan, mau jalan atau nonton?” Jangan tanya bagaimana jantung Sandra kini berdebar, bahkan ia takut detak jantung yang begitu kuat itu mampu didengar oleh pria yang kini berdiri menjulang di hadapannya. Keduanya asyik dengan obrolan dan masing – masing eskrim di tangan yang meleleh lebih cepat sebab panasnya siang yang bergitu terik. Tapi, saat ini Sandra rasa bukan hanya eskrimnya yang meleleh, namun ia juga, sebab melihat senyum manis dengan lesung pipit yang sangat dalam itu.

Andre—Pria tinggi menjulang yang dimaksud Sandra itu memeringkan kepalanya berpikir, menggusak rambutnya acak – acakan. Buat Sandra yang melihatnya acak – acakan perihal hatinya yang tak siap terima pesona beruntun dari sang pujaan yang ia simpan lama dalam hatinya. Tampan. “Bukannya kalo kita nonton, sekaligus jalan ya?” Tanya Andre bingung, Sandra terkekeh menanggapinya, berusaha menutupi dirinya yang mati – matian ingin memaki dirinya saat ini juga.

Keduanya kembali diam, melangkah beriringan. Bagi Andre ini mungkin jalan biasa, tapi bagi Sandra yang hatinya kini berbunga – bunga, jalan ini adalah kesempatannya yang tidak akan datang dua kali untuk berdiri berdampingan dengan sang pujaan hati. Sandra juga tidak percaya, bagaimana takdir ini menghampirinya, dirinya yang kucel dan dekil setelah jam olahraga jadi satu – satunya manusia yang dihampiri Andree yang dari segi manapun dilihat sempurna paripurna, padahal dibanding Sandra ada banyak manusia yang lebih baik darinya.

Tawaran eskrim yang buat Sandra kini tak hanya berbunga – bunga melainkan melayang ke langit tujuh. Sederhana memang, tapi bagi Sandra bahagianya ini mengalahkah bahagianya ia dapat lotre tujuh milyar yang mustahil ia dapatkan walau seumur hidup ia habiskan uangnya. Sandra tak minta ditatap, tidak juga minta untuk dilihat keberadaannya oleh Andre, karena katanya mencintai dalam diam itu, bahagianya luar biasa, walau rasa bahaginya tak menandingi saat mampu dimiliki.

Sandra ini punya mimpi tak muluk – muluk, perihal hidup saja ia biar jalan sesuai arus, apalagi Cinta. Kalo beruntung, bisa bersama, kalo tidak ya mau diapakan, ada milyaran manusia, mengapa harus mengemis dari satu manusia. Tapi bukan berarti cepat berpaling, Sandra ini setia, sampai ia lelah mengagumi dan muak dengan rasa dihatinya maka sampai bertahun tahun kedepanpun jika hanya nama itu dalam hatinya, siapa yang bisa mengusiknya.

“Sandra,” Panggil Andre, Sandra yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya tampak linglung sesaat, namun atensinya sepenuhnya pada panggilan Andre.

“Sampai,” Beritahu Andre tersenyum kecil liat Sandra yang tatapannya bingung, Sandra menatap sekelilingnya, ini rumahnya, singkat sekali ya waktunya padahal Sandra ingin sedikit lebih lama bersama Andre lagipula mengapa ia sibuk dengan pikirannya bukannya berusaha membuka topik obrolan dengan Andre.

“Makasih,” Sandra tersenyum manis, memasuki pagar rumahnya perlahan, melambai pelan pada Andre yang kini berjalan menjauh. Namun, Sandra melihat Andre berlari kerahanya kembali.

“Kenapa?” Tanya Sandra bingung, Andre tersenyum mengusak rambut Sandra.

“Satu – satunya yang suka rindu disini gue, jadi lo harus masuk rumah duluan, soalnya kalo lo udah masuk rumah, dan nggak liat lo lagi, gue rindu.”


Ari Hardianah Harahap--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: