Pohon Beringin: Romantis Bukan Mistis

Pohon Beringin: Romantis Bukan Mistis

ilustrasi--

“Benci means benar – benar cinta”

-Aranda, gagal move on 2023

>>>***<<<

Disela – sela rindangnya daun yang gugur dan angin yang berhembus, Aranda menguap lebar, ini kesekian hari ia kembali merenung di bawah pohon yang terkenal keramat, Pohon Beringin. Presensi Aranda ini bisa bilang uji nyali sebab melamun dibawah pohon yang acap kali dikaitkan dengan hal mistis, Aranda percaya, tapi rasa rindu akan kenangan di bawah pohon ini juga buat Aranda tak kuasa untuk tahan diri perihal tak lagi mengunjungi Pohon Beringin.

“Aranda kan? Mau coba uji nyali buat kesurupan disini ya?”

Aranda geleng – geleng kepala mengingatnya, dari banyaknya uji nyali yang bisa ia coba didunia ini, kenapa pula pemuda asing itu berpikiran bahwa ia akan membuat konten uji nyali berujung kesurupan. Kalo iyapun, mungkin Aranda akan memilih menaiki rollercoster  tercepat didubai alih – alih menghabiskan waktu untuk jadi percobaan kesurupan dadakan, iya kalo dirinya sadar kembali, kalo tidak?!

“Walau setingan, konten kamu tetap seru kok. Setidaknya nggak dibuat terlalu mendramatisir dan berlebih – lebihan.”

Sekali mengkritik rasanya sudah seperti jurnalis professional di bidangnya, konten yang bermutu itu konten yang inilah, konten yang positif itu yang harus begitulah. Banyak komentarnya, tapi buat Aranda tak jemu – jemu mendengarnya, selain suara bass serak – serak basahnya yang juga candu, ekspresi rupawan dari pemuda itu tak dapat Aranda pungkiri, diam – diam ia hanyut dan terpesona.

“Aranda kamu punya gandengan? Kalo nggak, saya mau coba PDKT, suwer ini bukan pansos.”

Lucu, Aranda tak tahan sebab gemas untuk cubit pipi, padahal hubungan mereka masih tidak layak dapat dikatakan teman sebab pertemuan yang memang tak seberapa, hanya setiap hari rabu dan sabtu di bawah pohon beringin, sekedar bagi cerita lepas beban tentang hari yang penat, sampai akhirnya Aranda mengangguk, untuk pertama kalinya Aranda jalin asrama, judulnya ‘Stranger to Lover’

“Aranda mau kencan, tapi saya sekarang cuma bisa bawa kamu ke warmindo samping kampus, kapan – kapan saya bawa ke Marugame Udon”

Tulusnya itu buat Aranda tak bisa berkutip, maklum, mereka ini masih sama – sama mahasiswa, yang uangnya masih pas – pas-an, boro – boro mau Marugame Udon tiap malam minggu, perihal bensin motor ke kampus aja kadang misuhnya seharian. Aranda maklum pada situasi dan kondisi, lagi pula ia bukan istri yang apa – apanya jadi prioritas, yang entesitasnya diatas segalanya. Big No. Aranda ini masih jadi dirinya sendiri, masih harus jadi wanita mandiri walau pemuda itu beri ia cinta dan afeksi.

Ajakan itu Aranda angguki, hari itu pertama kalinya Aranda tau kalo Warmindo itu nikmatnya luar biasa dari restoran bintang lima, kalo secangkir teh hangat berdua itu jauh lebih romantis dibanding coffe date di kafe.

“Aranda, selamat ulang tahun ya, sayang. Semoga bijaksana dewasanya, aku…cinta kamu haha”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: