>

Ini Dia Penguasa Mega Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, Bangun Gedung Senayan Hingga Masjid Raya Al Jabbar

Ini Dia Penguasa Mega Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, Bangun Gedung Senayan Hingga Masjid Raya Al Jabbar

Tol Medan-Binjai akan memberlakukan tarif baru dalam waktu dekat. Ilustrasi jalan tol trans Sumatera-Foto: Dok Hutama Karya-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Hingga Tahun 2023 ini, Sumatera telah dilintasi 11 ruas jalan tol secara penuh dan 2 ruas dengan seksi tertentu, di berbagai provinsi.

Dari semua jalan tol ini, tahu kah anda siapa pengembang yang menguasai konstruksi tol Sumatera atau mega proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)? 

 

Sebelumnya kita cek dulu nama  ruas jalan tol yang sudah operasi berdasarkan kontraktor pengembang dari data BPJT :

 

1.Ruas Belawan-Medan-Tanjung Morawa : Jasa Marga

2.Ruas Palembang - Indralaya : Hutama Karya

3.Ruas Medan-Binjai : Hutama Karya

4.Ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi : Jasa Marga

5.Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar : Hutama Karya

6. Ruas Kayuagung-Palembang-Betung (Kayu Agung Kramasan) : Waskita Karya

7. Ruas Sigli-Banda Aceh :Hutama Karya

8. Ruas Pekanbaru-Dumai : Hutama Karya

9. Ruas Binjai-Langsa Seksi 1 (Binjai Stabat) : Hutama Karya

10. Ruas Lubuklinggau-Curup-Bengkulu (Bengkulu Taba-Taba) : Hutama Karya

11. Pekanbaru-Bangkinang-Payakumbuh-Bukittinggi-Padang Panjang-Lubuk Alung-Padang (Pekanbaru-Bangkinang) : Hutama Karya

 

Dari data di atas terlihat PT Hutama Karya menguasai 7 proyek jalan tol di antara 11 ruas jalan tol yang sudah operasi. 

 

Berikut perjalanan bisnis Hutama Karya

 

Hadir Sejak 1960

 

Hutama Karya dulu adalah perusahaan swasta bernama 'Hollandsche Beton Maatschappij'. Kemudian tahun 1960 bertransformasi menjadi perusahaan negara (PN) sebuah badan usaha milik negara. 

 

Sejak fase transformasi, PN Hutama Karya telah menghasilkan karya konstruksi yang bernilai sejarah dan monumental seperti Gedung DPR/MPR RI di Senayan Jakarta, dan Monumen Patung Dirgantara di Pancoran, Jakarta

 

1970 jadi Pionir Beton Pra Tekan Indonesia

 

Tahun 1970 Hutama Karya menjadi yang pertama kali mengenalkan sistem prategang BBRV dari Swiss. Momen ini juga menandai dimulainya teknologi beton pra-tekan di Indonesia.

 

Sebagai wujud eksistensi terhadap teknologi ini PN. Hutama Karya membentuk Divisi khusus prategang. Pada dekade ini pula, Hutama Karya berubah status menjadi PT Hutama Karya (Persero).

 

1980 Bangun Pabrik Tiang Tiang Lampu dan Ekspansi ke Luar Negeri

 

Tahun 1980, mengantisipasi tantangan bisnis konstruksi yang semakin kompetitif Hutama Karya kembali melakukan inovasi melalui diversifikasi usaha dengan mendirikan Unit Bisnis Haka Pole yang merupakan pabrik penghasil tiang penerangan jalan umum sebagai tipe dari baja bersegi delapan (oktagonal).

 

Hutama Karya juga melakukan ekspansi usaha di luar negeri yang menjadi awal inovasi teknologi konstruktif dengan diciptakannya LPBH (Landasan Putar Bebas Hambatan)-80 ‘SOSROBAHU’ oleh Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati.

 

1990 Bangun Jembatan Bentang Panjang

 

Sejalan dengan pengembangan inovasi yang terus ditingkatkan, juga seiring dengan pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi konstruksi, tahun 1990 Hutama Karya telah mampu menghasilkan produk berteknologi tinggi berupa Jembatan Bentang Panjang (Suspension Cable Bridge, Balanced Cantilever Bridge, Arch Steel Badge, Cable Stayed). 

 

Kala itu, Hutama Karya juga sukses memenuhi standar internasional dalam hal kualitas, keselamatan kerja dan lingkungan dengan diraihnya sertifikat ISO 90002:1999.

 

2000 Mulai Bangun Tower Bakrie dan Jalan Tol

 

Memasuki era milenial dimana dinamika perekonomian semakin pesat, Hutama Karya merevitalisasi diri dengan melakukan pengembangan usaha untuk sektor -sektor swasta melalui pembangunan High Rise Building (Bakrie Tower dan Apartemen-Apartemen) maupun infrastruktur lainnya seperti jalan tol. 

 

Seiring dengan perkembangan tersebut, kualitas dan mutu tetap menjadi perhatian, yang dibuktikan dengan diraihnya sertifikat ISO 9001:2008, ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007.

 

2010 Eksis di Industri Konstruksi

 

Lepas satu dekade di era milenia, Hutama Karya semakin menguatkan eksistensinya di industri konstruksi nasional. Hal ini ditandai dengan diversifikasi usaha melalui pendirian anak perusahaan di bidang pengembangan properti dan manufaktur aspal serta baja.

 

2016-2022 Menguasai Proyek Jalan Tol Sumatera

 

Pada 2014, Hutama Karya resmi menerima penugasan Pemerintah untuk mengembangkan Jalan Tol Trans-Sumatera. 

 

Melalui Perpres Nomor 100 Tahun 2014 yang kemudian diperbarui menjadi Perpres Nomor 117 Tahun 2015, Hutama Karya diberi amanah mengembangkan 2.770 kilometer jalan tol di Sumatera dengan prioritas 8 ruas pertama. 

 

Hingga tahun 2022 Hutama Karya berhasil mensukseskan penugasan pemerintah dengan mengoperasikan ±542,8 Km. Jalan Tol Trans Sumatera akan terus dibangun untuk menghubungkan konektivitas Lampung hingga Aceh demi menunjang keberlanjutan Infrastruktur untuk Indonesia Maju. 

 

Bisnis Kian Berkembang

 

Kegiatan usaha Hutama Karya juga  bergerak di bidang Investasi, Properti & Realti, Industri & EPC, serta Infrastruktur.

 

Beberapa mega proyek dalam negeri dikerjakan Hutama Karya, terbaru seperti Masjid Raya Al Jabbar di Bandung, rumah sakit, bendungan, bandara dan banyak lainnya. Bisnis Hutama Karya memang terus dan kian berkembang.

 

Saat ini Direktur Utama Hutama Karya adalah Budi Harto, alumni sarjana Teknik Sipil dari Universitas Sebelas Maret pada tahun 1983. 

 

Budi juga menamatkan dua gelar S2 yaitu sebagai alumni manajemen UGM dan psikologi industri Universitas 17 Agustus 1945. 

 

Budi menjabat sebagai Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN sejak 6 Juni 2020.

 

Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (2016-2020), Wakil Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (2015-2016), dan Direktur Operasi I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (2013-2015).

 

Jajaran Komisaris Hutama Karya terdiri dari 

Komisaris Utama : Budiman

Wakil Komisaris Utama : Lukman Edy

Komisaris Independen : Agus Sabar Santoso & Wahyu Muryadi

Komisaris : Chairiah, Susdiyarto Agus Praptono, Muhammad Zainal Fattah

 

Demikian profil singkat tentang Hutama Karya yang beberapa data  dikutip Jambi Ekspres dari website resmi Hutama Karya  (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: