Jika Terjadi ‘Apa-apa’ dengan Gunung Kerinci, Segini Luas Kebun Teh Warisan Belanda yang Ikut Terdampak

Jika Terjadi ‘Apa-apa’ dengan Gunung Kerinci, Segini Luas Kebun Teh Warisan Belanda yang Ikut Terdampak

Kebun teh Kayu Aro didirikan oleh perusahaan Belanda pada tahun 1920 dan kini membentang luas di wilayah Gunung Kerinci. Foto : Dok PTPN VI--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tidak hanya 80 ribu masyarakat sekitar Gunung Kerinci yang akan merasakan ancaman atas kondisi Gunung Kerinci, beberapa aset peninggalan Belanda yang ada di sekitar Gunung Kerinci juga akan ikut terdampak. 

Di sekitar Gunung Kerinci terdapat kebun teh yang sangat luas. Sesuai nama wilayahnya, masyarakat sering menyebutnya dengan nama kebun teh Kayu Aro. 

Kebun teh Kayu Aro terbentang indah di lahan seluas 2.500 hektar. Jika tinggi Gunung Kerinci adalah 3.805 mdpl , maka kebun teh Kayu Aro tumbuh pada ketinggian 1.600 mdpl. 

Itu sebabnya kebun teh Kayu Aro menjadi kebun teh tertinggi kedua di dunia setelah perkebunan teh Darjeeling di Himalaya, India.

Kebun Teh Kayu Aro juga termasuk kebun teh tertua di dunia. Kawasan kebun ini sudah ada sejak masa penjajahan kolonial Belanda, telah menjadi salah satu warisan Belanda yang tertinggal. 

Menurut situs PTPN VI, kebun teh Kayu Aro dibuka pada tahun 1920  oleh Perusahaan Belanda yaitu NV. HVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam). 

Penanaman pertama dimulai pada tahun 1923 dan Pabrik Teh didirikan tahun 1925. Sejak mulai beroperasi, Teh yang dihasilkan adalah jenis Teh Hitam (Ortodoks). 

Pada tahun 1959, melalui PP No. 19 Tahun 1959 tentang "Penentuan Perusahaan Pertanian/Perkebunan milik Belanda yang dikenakan Nasionalisasi ", diambil alih Pemerintah Republik Indonesia. 

Sejak itu berturut-turut Kebun/Unit Usaha Kayu Aro mengalami perubahan manajemen sesuai dengan keadaan yang berlaku, Tahun 1959-1962 Unit Produksi dari PN Aneka Tanaman VI, Tahun 1963-1973 bagian dari PNP Wilayah I Sumatera Utara, mulai tanggal 01 Agustus 1974 menjadi salah satu Kebun dari PT.Perkebunan VIII yang berkedudukan di JL. Kartini No.23 Medan.

Kemudian tahun 1996 Kebun teh Kayu Aro menjadi salah satu Unit Kebun PTP. Nusantara VI (Persero). 

Bisa dibayangkan, kondisi kebun teh ini jika nanti terjadi 'apa-apa' dengan Gunung Kerinci. Semua kita berharap semoga kedaan kembali normal seperti sediakala.

Kondisi Gunung Kerinci Terkini

Saat ini Gunung Kerinci sedang mengalami erups yang cukup intensi. Erupsi dalam beberapa hari terakhir adalah erupsi yang paling lama dibanding erupsi lain sejak empat bulan terakhir.

Sudah lebih 20 kali terjadinya erupsi. Sejak erupsi 18 Oktober 2022 hingga Sabtu 14 Januari 2023 erupsi Gunung Kerinci masih terjadi.

Meskipun sempat berhenti beberapa hari, namun menurut pos pengamatan Gunung api, fenomena ini sudah disebut erupsi secara terus menerus. 

"Memang sempat terhenti beberapa hari setelah itu erupsi lagi, Itu sudah disebut erupsi terus, " jelas Irwan Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci, Minggu (15/1/2023). 

Dia menyebut semburan abu vulkanik berwarna kelabu setinggi 1.200 meter pada 12 Januari kemarin merupakan yang tertinggi selama terjadinya erupsi. Meskipun demikian status Gunung Kerinci masih waspada level II. "Iya selama erupsi itu yang tertinggi, " ujarnya

Bahkan menurut warga Kersik Tuo, Kayu Aro, Winarto suara gemuruh sering terdengar saat terjadinya erupsi. Namun bagi warga tetap bekerja seperti biasa. "Kalau warga saat ini total bekerja, namun tentu Ada juga rasa khawatir, tapi karena sudah terbiasa, " katanya

Selain itu erupsi Gunung Kerinci dalam satu pekan terakhir juga membuat pemerintah provinsi Jambi dan Kabupaten Kerinci mulai waspada karena bencana alam tidak bisa diprediksi. Bisa terjadi sewaktu-waktu. 

Pemerintah daerah melakukan apel kesiapsiagaan erupsi Gunung Kerinci, sebagai salah satu upaya dan langkah untuk menyelamatkan jiwa masyarakat yang berada di sekitar Gunung Kerinci.

Data yang diperoleh dari pemerintah setempat, bila terjadi letusan Gunung Kerinci maka ada sekitar 80 ribu jiwa yang harus di evakuasi. Sebanyak 80 ribu jiwa bukanlah jumlah sedikit jika hanya ada satu jalan evakuasi saja. 

Setidaknya untuk mengevakuasi 80 ribu jiwa di tiga kecamatan di sekitar Gunung Kerinci yakni Kayu Aro, kayu Aro Barat dan Gunung Tujuh dibutuhkan minimal lima jalan evakuasi. 

Bupati Kerinci, Adirozal mengatakan 80 ribu Jiwa yang berada di tiga Kecamatan di dekat Gunung Kerinci yakni Gunung Tujuh, Kayu Aro dan Kayu Aro Barat. 

"Karena kalau Gunung Kerinci meletus, jalan raya atau jalan nasional ke arah pada ini dipastikan akan macet, ada yang turun ke bawah nanti, ada lagi yang mau jemput keluarganya. Jadi itu pentingnya jalan evakuasi," jelas bupati. 

Bupati mengatakan jika sudah ada lima jalan evakuasi maka sudah bisa dikatakan aman jika satu saat terjadi letusan gunung kerinci. (dpc/hdp)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: