Lebih 20 Kali Erupsi Selama 4 Bulan, 80 Ribu jiwa Harus Dievakuasi Bila Terjadi Letusan Gunung Kerinci
Erupsi Gunung Kerinci, Sore Ini Ketinggian Abu Vulkanik 1200 M--
KERINCI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Erupsi gunung Kerinci dalam kurun waktu empat bulan terakhir ini disebut paling lama. Sudah lebih 20 kali terjadinya erupsi. Sejak erupsi 18 Oktober 2022 hingga Sabtu 14 Januari 2023 erupsi gunung Kerinci masih terjadi. Meskipun sempat berhenti beberapa hari, namun menurut pos pengamatan Gunung api, fenomena ini sudah disebut erupsi secara terus menerus.
"Memang sempat terhenti beberapa hari setelah itu erupsi lagi, Itu sudah disebut erupsi terus, " jelas Irwan Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci, Minggu (15/1/2023).
Dia menyebut semburan abu vulkanik berwarna kelabu setinggi 1.200 meter pada 12 Januari kemarin merupakan yang tertinggi selama terjadinya erupsi. Meskipun demikian status Gunung Kerinci masih waspada level II. "Iya selama erupsi itu yang tertinggi, " ujarnya
Bahkan menurut warga Kersik Tuo, Kayu Aro, Winarto suara gemuruh sering terdengar saat terjadinya erupsi. Namun bagi warga tetap bekerja seperti biasa. "Kalau warga saat ini total bekerja, namun tentu Ada juga rasa khawatir, tapi karena sudah terbiasa, " katanya
Selain itu erupsi Gunung Kerinci dalam satu pekan terakhir juga membuat pemerintah provinsi Jambi dan Kabupaten Kerinci mulai waspada karena bencana alam tidak bisa diprediksi. Bisa terjadi sewaktu-waktu. Pemerintah daerah melakukan apel kesiapsiagaan erupsi Gunung Kerinci, sebagai salah satu upaya dan langkah untuk menyelamatkan jiwa masyarakat yang berada di sekitar Gunung Kerinci.
Data yang diperoleh dari pemerintah setempat, bila terjadi letusan Gunung Kerinci maka ada sekitar 80 ribu jiwa yang harus di evakuasi. Sebanyak 80 ribu jiwa bukanlah jumlah sedikit jika hanya ada satu jalan evakuasi saja. Setidaknya untuk mengevakuasi 80 ribu jiwa di tiga kecamatan di sekitar Gunung Kerinci yakni Kayu Aro, kayu Aro Barat dan Gunung Tujuh dibutuhkan minimal lima jalan evakuasi.
Bupati Kerinci, Adirozal mengatakan 80 ribu Jiwa yang berada di tiga Kecamatan di dekat Gunung Kerinci yakni Gunung Tujuh, Kayu Aro dan Kayu Aro Barat.
"Karena kalau Gunung Kerinci meletus, jalan raya atau jalan nasional ke arah pada ini dipastikan akan macet, ada yang turun ke bawah nanti, ada lagi yang mau jemput keluarganya. Jadi itu pentingnya jalan evakuasi," jelas bupati.
Bupati mengatakan jika sudah ada lima jalan evakuasi maka sudah bisa dikatakan aman jika satu saat terjadi letusan gunung kerinci. Dijelaskan Bupati bahwa pemerintah kabupaten Kerinci melalui instansi terkait sudah sering melakukan simulasi penyelamatan di desa agar masyarakat paham jika terjadi satu saat letusan maka mereka harus lari kemana mereka sudah paham.
Saat ini ada lima desa yang belum dibuat jalan evakuasi karena melintasi hutan TNKS, namun pada dasarnya jalan setapak sebenarnya sudah, tetapi perlu dilebarkan agar bisa dilalui kendaraan. Di kecamatan Gunung Tujuh menuju arah Renah pemetik yang melintasi wilayah TNKS akan berusaha perjuangkan jalan tersebut agar dapat dibangun untuk jalan evakuasi dari kementerian kehutanan.
Ditambahkan Reno anggota DPRD Kerinci dari Kayu Aro ada 5 desa yang belum memiliki jalur evakuasi yaitu Desa Sungai Jernih, Pesisir Bukit, Renah Kasah, Pauh Tinggi dan Desa Sungai Sampun.
"Sungai jernih, pesisir bukit. Renah kasah dan sungai rumpun juga sulit, kecuali tembus ke danau tinggi, bisa ke tirai embun terus ke bukit tengah, " jelasnya.(Hdp)
Catatan Erupsi Gunung Kerinci:
*23 Oktober 2022 abu Vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas sedang tinggi sekitar 400-500 meter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: