Hanya Tol Sumatera yang Pekerjaanya Pake Teknologi Khusus, Semua Gegara ini

Hanya Tol Sumatera yang Pekerjaanya Pake Teknologi Khusus, Semua Gegara ini

Proses kontruksi jalan tol trans Sumatera menghadapi banyak kendala sehingga membutuhkan teknologi khusus. Foto : pjt.pu.go.id--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Sejak mulai dikerjakan, tak sedikit hambatan yang dialami pada proses konstruksi jalan tol trans Sumatera. 

 

Berbagai hambatan dihadapi di lapangan, mulai dari kondisi topografi yang sulit dijangkau hingga kendala pada permukaan tanah yang akhirnya menyebabkan proses konstruksi terhambat.

 

Khusus di Sumatera, pekerjaan konstruksi jalan tol ternyata menerapkan teknologi khusus, tujuannya agar proses pekerjaan konstruksi bisa cepat di lapangan. 

 

Nama teknologinya adalah Vacuum Consolidation Method (VCM). Ini merupakan terobosan baru dalam pelaksanaan konstruksi Jalan Tol di Indonesia dan telah sukses diterapkan pertama kali saat proses konstruksi pembangunan Jalan Tol Palembang - Indralaya.

 

Apa tujuan penggunaan teknologi ini? Ternyata untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara dalam tanah. 

 

Jalan tol trans Sumatera khususnya tol Palembang - Indralaya terpaksa  menggunakan teknologi ini gegara kondisi tanahnya yang rawa dengan medan yang berat.

 

Hadirnya teknologi VCM akhirnya bisa mempercepat penurunan dan meningkatkan daya dukung tanah asli yang lunak karena ada proses pemompaan vakum pada tanah yang dimaksudkan.

 

Teknologi juga diklaim ramah lingkungan karena perbaikan tanah bersifat mekanis dan tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Kelebihan lainnya teknologi ini memiliki gangguan yang rendah terhadap kegiatan pekerjaan lainnya, bahkan dapat melakukan overlap dengan pekerjaan lain sehingga jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat.

 

Seperti kita ketahui, sambungan jalan tol trans Sumatera dimulai dari Provinsi Lampung hingga ke provinsi paling ujung Sumatera yaitu Aceh. 

 

Sumatera akan dibentang oleh 24 ruas jalan tol dengan total panjang mencapai 2.836 km dan ditargetkan bisa beroperasi penuh pada tahun 2025 mendatang. 

 

Hingga Desember 2022 telah beroperasi sekitar 549 km tahap 1 jalan tol trans Sumatera di beberapa Provinsi diantaranya Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Sumatera Utara dan Aceh.

 

Ruas jalan tol trans Sumatera yang masih dalam tahap konstruksi ada 515 km.  Sehingga total ruas jalan tol yang sudah beroperasi dan sedang dalam tahap konstruksi yang tergabung dalam tahap I sepanjang 1.064 Km.

 

Pada tahap II,  ditargetkan tol  sepanjang 574 Km bisa mulai dikerjakan. Tahap II akan fokus pada jalan tol  Betung-Tempino-Jambi dengan panjang 169 Km, jalan tol Jambi-Rengat bentangannya 197 Km dan jalan tol Rengat-Pekanbaru sepanjang 207 Km. 

 

Sementara itu anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero) yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) telah menyelesaikan konstruksi jalan tol sepanjang 60 Km ruas Jalan Tol Trans Sumatera.

 

Diantaranya Jalan Tol Binjai-Stabat (12 km), Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung (17 km), dan Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang (31 km).

 

Adapun seksi jalan tol trans Sumatera lain yang masih dikerjakan HKI yakni Tol Binjai-Pangkalan Brandan (46 km), Tol Indralaya-Prabumulih (65 km) dan telah selesai dan diresmikan Presiden Jokowi baru-baru ini yaitu Tol Pekanbaru-Bangkinang.

 

Adapun di tahun 2023, HKI masih konsentrasi menyelesaikan ruas-ruas jalan tol trans Sumatera lainnya seperti  Tol Indralaya - Prabumulih yang diperkirakan akan selesai pada bulan Maret 2023.

 

Dalam rilis resminya, Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti mengatakan, Tantangan menyelesaikan ruas-ruas jalan tol trans Sumatera cukup bervariasi.  Di proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona II-IV misalnya, pihak HKI  harus menghadapi tantangan terkait anomali tanah, kontur yang ekstrem dan curah hujan yang cukup tinggi. 

 

Sementara, dalam Proyek Pembangunan Jalan Tol Indralaya Prabumulih, HKI harus mampu mengatasi tantangan terkait tanah rawa yang cukup panjang di daerah pembangunan jalan tol tersebut dan tanah lunak di ujung trase. (*)

 

Beberapa data dalam artikel ini dikutip dari pjt.pu.go.id

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: