Puncak Gunung Kerinci Retak 4 Meter, Dampak Sering Erupsi, Membahayakan Pendaki
Gunung Kerinci dari pantauan pusat pos Pemantau Gunung Kerinci, Kayu Aro (Sabtu (24/12/2022) tak mengalami erupsi. Namun berdasarkan pengecekan pos pemaantu R10 dampak erupsi yang lama terjadi mengakibatkan puncak Gunung Kerinci mengalami keretakan hingga--
“Tim Delapan berasal dari Antariksa Internasional. Mereka ditugaskan untuk mengecek alat bantu Seismograf di Pos Panorama, Shelter II dan pada ketinggian 3.300 mdpl. Kemudian tim kedua membawa baterai alat tersebut,” jelasnya.
Erupsi gunung Kerinci pada 2022 cukup lama, hampir dua bulan. Seringkali abu vulkanik menyembur dari dalam kawah hingga setinggi 500-700 meter.
Banyak desakan dari pengusaha kuliner dan ekowisata di Kerinci dan Sungaipenuh agar jalur pendakian Kerinci dibuka selama perayaan Natal dan Tahun Baru. Biasanya, setiap akhir tahun angka pendakian Kerinci meningkat drastis.
Ribuan wisawatan memadati kawasan wisata, hotel dan tempat-tempat makan di Sungaipenuh dan Kayuaro. Namun, sejak masa pandemi Covid-19, pendakian ke puncak Kerinci pada akhir tahun dibatasi. Per hari hanya boleh 40-an orang.
Menurut Dudung, Pos Pemantau R10 sebagai pemilik wilayah tidak bisa memutuskan untuk membuka dan menutup jalur pendakian. “Untuk penetapan dibukanya jalur pendakian, kami menunggu rekomendasi PVMBG,” ungkapnya.
Jika pun ada rekomendasi pembukaan jalur pendakian, tambah dia, akan diterapkan tiga opsi. Yakni, membatasi jumlah pendaki; pendaki wajib disertai pendamping; dan memperketat jalur pendakian. Ini untuk menghindari membludaknya jumlah pendaki.
Sub Koordinator Pos Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Kerinci Ahmad Basuki dikonfirmasi mengatakan bahwa erupsi sudah tidak lagi. Statusnya pun masih Level II (Waspada) dengan jarak aman 3 km dari puncak.
“Dari visual sering tertutup kabut. Secara kegempaan terjadi penurunan pada gempa embusan, namun gempa tremor mengalami peningkatan,” katanya. (Hdp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: