Mahasiswa UNJA Gelar FGD, Wujudkan Kampus yang Ramah Disabilitas

Mahasiswa UNJA Gelar FGD, Wujudkan Kampus yang Ramah Disabilitas

Rektor bersama undangan saat pembukaan FGD--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Mahasiswa Universitas Jambi (UNJA) menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) di Golden Harvest Hotel, Sabtu (24/12). FGD mengusung tema "Wujudkan Kampus yang Ramah Disabilitas, untuk Mahasiswa Disabilitas di Universitas Jambi" berkomitmen untuk membentuk pusat pelayanan disabilitas dan konseling, guna mengindari kekerasan yang terjadi di lingkungan kampus.

FGD ini diikuti oleh para mahasiswa UNJA dengan pemateri dari Polda Jambi (AKBP. Dr. Dadang Djoko Karyanto, S.H., M.H), Kepala Dinas Sosial Kota Jambi (Drs. Noviarman, ME) dan Pengurus HWDI (Meitina Ekatina, S.Pd., m.Ed).


Pembukaan kegiatan FGD wujudkan kampus UNJA yang ramah disabilitas--

Melalui FGD ini Mahasiswa UNJA mendukung, mengapresiasi dan mengawal Rektor Universitas Jambi dan jajaran pimpinan UNJA untuk menuntaskan kasus disbilitas dan kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi di UNJA. Mendesak dibentuknya tim perlindungan disabilitas di UNJA untuk memberikan kenyamanan mahasiswa disabilitas.

Mahasiswa meminta Tim SATGAS PPKS untuk proaktif menelusuri dan menindak lanjuti kasus-kasus pelecehaan dan kekerasan seksual dan bersikap transparan ke publik, sesuai dengan etika dan kewenangan yang diatur dalam undang-undang dan peraturan yang ada. Mahasiswa mendesak dibentuknya tim pendampingan dan trauma center terhadap para korban kekerasan terhadap disabilitas dan kekerasan seksual, agar para korban bisa mendapatkan pendampingan psikologis, konseling dan akademis untuk menjamin keberlanjutan studinya.


Foto bersama--

Juga meminta agar mengadvokasi dan agar setiap korban yang berani melapor mendapatkan perlindungan dan jaminan keamanan, terhindar dr tekanan akademis, terbebas dari aksi bully dan ancaman dan terjamin kelancaran dan selesai kuliahnya dengan aman dan nyaman. Mahasiswa meminta agar Rektor dan jajaran pimpinan UNJA bertindak cepat dan tegas apabila ada kejadian penganiayaan terhadap disabilitas dan kekerasan seksual sesuai dengan koridor hukum dan kewenangan yang ada. Meminta agar UNJA dijadikan kampus ramah disabilitas dan menyiapkan sarana dan prasarana untuk menjadi Kampus Ramah Disabilitas.

Terakhir, mahasiswa meminta agar setiap korban yang berani melapor mendapatkan perlindungan dan jaminan keamanan, terhindar dari tekanan akademis, terbebas dari aksi bully dan ancaman dan terjamin kelancaran dan selesai kuliahnya.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UNJA, Prof. Drs. H Sutrisno, M. Sc., Ph,D mengatakan, akan mengakomodasi tuntutan mahasiswa. Ke depannya setiap gedung di Universitas Jambi akan ada fasilitas untuk mahasiswa disabilitas. "Selain memberikan pelayanan akademik, setiap gedung di UNJA akan dibuatkan untuk fasilitas ramah disabilitas. Pasalnya hal itu merujuk pada undang-undang disabilitas nomor 8 tahun 2016 dan Permendikbudrisetdikti tahun 2017 tentang pendidikan tinggi layanan disabilitas," terangnya.

Rektor menyebutkan, UNJA telah membentuk Tim Satgas PPKS untuk terus proaktif menelusuri dan menindaklanjuti kasus-kasus pelecehan seksual di UNJA. Dengan transparan ke publik sesuai dengan etika dan kewenangan yang diatur dalam undang-undang dan peraturan yang ada. Kedepan akan dibentuk satgas yang tugasnya untuk menangani kasus kekerasan terhadap disabilitas sesuai dengan koridor hukum dan kewenangan yang dimiliki.

Sementara itu, Kasubdit Bintibsos Dit Binmas Polda Jambi, AKBP Dadang Djoko Karyanto, selaku pemateri dalam kegiatan FGD itu mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi terkait adanya diskusi yang mengedepankan kampus yang ramah terhadap disabilitas. "Ini merupakan langkah positif terkait permasalahan yang saat ini sedang viral," ujarnya. (raf)

Kunjungi: www.unja.ac.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: