Bagian 8: “The Moon is Beuatiful, isn’t it?”

Bagian 8: “The Moon is Beuatiful, isn’t it?”

Ari Hardianah Harahap--

“Tolong simpan rasa ini yang lama, biar kita terus menjadi kita tanpa harus usai sebab alasan rasa yang tak lagi sama”

-Abian Pratama-

>>>***<<<

Tata menggandeng lengan Abian, dari pagi hingga malam ini ia habiskan waktunya seharian bersama Abian, itu tidak semewah yang dibayangkan, hanya menghabiskan waktu memasak bersama di pagi hari di rumah Tata, kemudian bermain di timezone saat siang menjelang sore, dan melihat sunset di pantai sebentar, kemudian duduk berdua di taman tempat biasanya mereka bertemu seperti sekarang. Abian masih sepert biasa, laki – laki itu masih banyak diamnya, sedang Tata energi penuh, bahkan seharian ini tidak terhitung sudah berapa banyak ia tersenyum dan berteriak heboh pada setiap kegiatan yang mereka lakukan.

“Jadi…kenapa tiba – tiba berpikir gini?” Tanya Tata, Abian tersenyum tipis menatap Tata, “Karena kamu suka.” Singkat, Padat, dan jelas buat Tata ingin meleleh saat ini juga. Abian itu jarang sekali berekspresi, Tata bahkan tidak tau kapan pria itu marah, sedih, atau senang, eksrepiasinya hanya datar dan kaku. Kadang ada fase dimana Tata bertanya – tanya, Abian ini kapan bisa jujur padanya, perihal dukanya yang bisa dibagi agar air matanya tak turun sendirian tanpa sebuah usapan hangat.

Tata hanya mengangguk kemudian menatap langit, malam ini langit saangat bersih dan bulan terlihat sangat jelas. Tata mengeluarkan ponselnya, momen – momen seperti ini sungguh ingin ia abadikan, “Mau foto nggak?” Tanya Tata, Abian hanya mengangguk, ia merangkul pundak Tata dan menempelkan pipinya pada pipi Tata, membuat sang empu yang mengambil gambar terkejut dengan pose mereka kini. Hanya satu kalo foto, dan Tata segera mengakhiri, beradi di posisi itu tidak baik untuk kesehatan jantungnya yang kini teras ingin ke jatuh ke bawah perutnya.

Tata memperlihatkan hasil fotonya pada Abian, “Cantik,” Puji Abian. Blush, Tata tidak dapat menahan rona merah yang kini menjalar ke seluruh wajahnya bahkan telinganya.

“Iya langitnya cantik bukan?” Tata menatap foto kedunya dengan binar bahagia, Abian tersenyum kecil. Ada banyak kata yang ingin Abian sampaikan pada Tata, tentang bagaimana ia begitu bahagia menghabiskan harinya walau dengan hal yang begitu sederhana. Tentang ia yang ingin memeluk Tata lebih lama lagi dan mencium aroma strawberry dari rambut Tata. Tentang ia yang ingin menggenggam tangan Tata lebih lama, sebab terasa sangat pas ditangannya. Tata definisi nyaman sesungguhnya bagi Abian.

Abian mengeluarkan sebuah kotak kecil di tangannya, menaruh kotak itu ditelapak tangan Tata, “Hah? Apa nih?” Tanya Tata tidak menyangkan akan diberi hadiah oleh Abian. 

Abian terkekeh kecil, “Buka!” Suruh Abian, Tata mengangguk tersenyum tenang, ia membuka kotak kecil itu yang berisi jam tangan rose gold yang terlihat sangat manis, desainnya sederhan namun kesan mewah yang ada disana terasa sangat terasa. “Buat…” Tidak melanjutkan kalimatnya melainkan menunjuk dirinya, yang segera di tertawakan oleh Abian dan ditarik Abian ke dalam peluknya.

“Bukan buat orang lain, nanya doang itu bagus apa nggak ke kamunya.” Ujar Bian jahil, Tata yang tadinya tersenyum senang, segera meluruhkan bahunya, tidak baik yang namanya terlalu berharap. Sadar akan Tata yang lesu di dalam peluknya, Abian terkekeh, “Disini cuma ada kamu, jelas buat kamu.” Tutur Abian, melepaskan pelukannya.

Tata tersenyum jumawa, ia segera menggunakan ditangannya, “Cantik?” Tanya Tata. Abian mengangguk semangat, mengamit lengan Tata, “Cantik…Cantik sekali.” Puji Abian tulus. Andai, Abian tau saat ini Tata sudah meleleh jauh sedari tadi, hingga ia merasakan kakinya mati rasa.

Abian menarik Tata untuk lebih dekat dengannya, mengunci pinggang Tata dengan lengannya, jarak wajah mereka kini sangat dekat, Tata dapat merasakan deru nafas Abian yang menerpa wajahnya. Abian turut mengunci netra Tata untuk terus menatapnya, mengelus pipi Tata dan terus mengikis jarak diantara mereka.

“The moon is beautiful, isn’t it?” Bisik Abian dengan senyum miringnya, Tata terkekeh, “Are u give me choise?” Tanya Tata kembali, Abian turut tertawa kecil melihat Tata yang turut menggodanya balik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: