>

Pengelolaan Manajerial, Pada UMKM Batik Tulis Incung Kerinci

Pengelolaan Manajerial, Pada UMKM Batik Tulis Incung Kerinci

Kegiatan Tim ke Mitra usaha Batik Tulis Subala--


Penyerahan Bahan Bahan Pendukung Operasional Kegiatan Mitra (Cap Batik, Kompor dan Canting, serta Etalase Layout Produk)--

Salah satu yang istimewa adalah batik berwarna hitam dengan motif karamentang berwarna orange.Karamentang adalah bendera penanda kenduri pusaka (sko), yakni kenduri paling sakral dalam adat Kerinci.Di semua batik tadi terdapat aksara Incung, aksara kuno yang dipercayai sudah digunakan bahkan sebelum Islam masuk. Aksara Incung ini ditemukan pada naskah kuno Kerinci yang ditulis pada tanduk kerbau, bambu, kulit kayu dan daun lontar. Oleh masyarakat Kerinci ini dijadikan benda pusaka yang dijaga turun-temurun selama berabad-abad, tentu saja masih ada motif lain yang menunjukkan kekhasan budaya dan alam Kerinci. Batik khas Kerinci dengan aksara incung atau aksara kuno Kerinci dan hal inilah yang menjadi pembeda antara batik Kerinci dengan batik lainnya termasuk batik  Jambi.

Salah satu Usaha Batik adalah usaha Batik Tulis Subala yang merupakan Batik Incung Khas Kerinci, merupakan salah satu Usaha Batik yang berada di Dusun I Desa Pasar Senen Pasar Baru Siulak Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci dan menjadi Mitra Pengabdian Masyarakat pada Program Pemberdayaan Masyarakat Skema Program Kegiatan Masyarakat Stimulus (PKMS). Usaha Batik Tulis Subala yang dimiliki oleh Randa Erdianti ini berdiri pada Tahun 2013. Lokasi usaha Batik Tulis Subala cukup strategis karena berada di Pasar Senen, Kecamatan Siulak. Hasil produksi dipasarkan di sekitar wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, dan sampai ke Provinsi Jambi.

Perkembangan UMKM baru terlihat dari sisi jumlahnya saja. Secara umum, khususnya dalam aspek finansial, hanya sedikit UMKM yang mengalami perkembangan dalam hal kinerja keuangannya. Hal ini tak lepas dari ketidaksadaran pelaku UMKM terhadap pentingnya pengelolaan keuangan didalam usaha yang dijalankan. Banyak permasalahan pada Usaha Batik Tulis Subala yang berkaitan dengan aspek keuangan antara lain perkembangan usaha tidak signifikan, penurunan kinerja keuangan dikarenakan berkurangnya penjualan dikarenakan adanya dampak pandemi Virus Corona (Covid-19) yang mengakibatkan banyak nya kegiatan pemasaran tidak berjalan seperti Bazar, Pameran dan Kegiatan Festival yang tidak diadakan, ketidakmampuan dan ketidakmauan mitra untuk menggunakan dan menyusun laporan keuangan sesuai dengan sistem akuntansi, dan lain-lain. Dari berbagai masalah tersebut, yang menjadi masalah utama adalah ketidakmampuan dan ketidakmauan sumber daya atau pelaku UMKM (mitra) untuk menggunakan akuntansi dalam kaitannya dengan pengelolaan dana yang mereka miliki. Sumber dana dan jenis penggunaan dana harus dicatat dengan tepat agar tidak terjadi penyelewengan dan ketidakberesan dalam kinerja keuangan pada usaha. Jadi, akuntansi sangat penting untuk digunakan dalam setiap kegiatan bisnis dalam UMKM sehingga pelaku UMKM yakni Mitra Ibuk randa harus dapat melakukan dan melalui berbagai tahapan dalam akuntansi dari input sampai output. UMKM didorong untuk melakukan dan penataan laporan keuangan yang baik.Pencatatan laporan keuangan merupakan aspek penting dalam suatu kegiatan usaha.

Kendala yang dimiliki, Disamping itu juga tidak tersimpannya dengan rapi dan baik dari master motif batik dimana hanya disimpan di kertas yang mudah koyak, rusak dan kotor. Sehingga tingkat resiko untuk kehilangan master dari motif batik tersebut sangat rentan sekali. Pemasaran dari hasil hasil Batik Incung Subala yang hanya menggunakan promosi dan informasi dari mulut ke mulut serta dengan mengikuti pameran atau Bazar yang waktu pelaksanaan nya terbatas dan hanya beberapa kali dalam setahun.Pemilik usaha Batik Incung Subala hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut saja, tentu nya hal ini berdampak terhadap penjualan produk yang menyebabkan omset masih rendah.

Kendala berikutnya adalah mengenai pemasaran, jangkauan pemasaran produk yang masih kurang diterapkan oleh mitra PKMS. Padahal hal terpenting dalam peningkatan penjualan dari UMKM adalah pemasaran dari produk. Sosialisasi strategi digital marketing dalam bentuk pemanfaatan media sosial sangatlah penting karena dapat memberi pengetahuan kepada para pelaku UMKM mengenai cara maupun tahapan dalam memperluas jaringan konsumen melalui pemanfaatan media sosial dalam memasarkan produknya sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing bagi UMKM itu sendiri. Dampak dari Covid-19 terhadap UKM usaha Batik Incung Subala ini sangat besar sekali, dimana semenjak mewabahnya Virus corona ini berakibat terhadap penurunan omset dari usaha  serta operasional menjadi terhambat. Hal ini disebabkan susahnya mendapatkan bahan baku produk, dirumahkan nya para pekerja dikarenakan kebijakan social distancing, penurunan pembelian dari konsumen dikarenakan pasar pasar yang tutup dan tidak adanya bazar atau pameran selama Covid-19 ini dan konsumen sendiri yang tidak ada mendatangi toko dikarenakan Covid19 ini. 

Dari latar belakang di atas, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci yang diketuai oleh Ayu Esteka Sari, S.E., M.M melakukan dan melaksanakan kegiatan Program Kemitraan masyarakat Stimulus (PKMS) ini menekankan pada perbaikan pada pengelolaan pada bidang manajemen pemasaran dengan menggunakan Pemasaran Berbasis Online (E-Commerce), serta laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM) dan Pelatihan penggunaan pengelolaan Keuangan dengan Aplikasi SIAPIK dalam rangka meningkatkan omset usaha mitra serta menaikkan pangsa pasar dengan pemasaran yang lebih luas lagi. Kegiatan ini beranggotakan Zachari Abdallah, S.E., M.S.Ak dan Ferry Siswadhi, S.E., M.Si serta dengan tim narasumber Maryanto, S.E., M.S.Ak.

“Berdasarkan profil mitra tersebut, serta berdasarkan hasil kunjungan ke lapangan, wawancara dan pengamatan terhadap mitra, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan prioritas yang dihadapi mitra, diantaranya belum adanya pemahaman dari mitra mengenai laporan keuangan dan sistem akuntansi yang baik dan benar, yang sesuai dengan SAK EMKM.Pemilik usaha tidak menggunakan media pemasaran berbasis Online (E-Commerce, red) hanya dengan informasi dari mulut ke mulut serta relasi konsumen saja dan dengan mengikuti bazar atau pameran yang waktunya sangat terbatas, dan pada masa pandemi Covid-19 ini bisa dikatakan hampir tidak ada pameran atau bazar yang diadakan. Dalam mengerjakan proses pembatikan alat produksi yang masih sederhana dan dengan jumlah yang terbatas, sehingga jika ada pesanan dengan jumlah banyak menjadi penghambat proses produksi. Tidak tersimpannya dengan rapi dan baik master motif batik dimana hanya disimpan di kertas yang mudah koyak, rusak dan kotor. Sehingga tingkat resiko untuk kehilangan master dari motif batik sangat rentan sekali,” kata Ayu Esteka Sari, S.E., M.M kemarin (20/11).

Berdasarkan permasalahan prioritas mitra yang harus ditangani maka beberapa kegiatan dari Tim Pengabdi STIE Sakti Alam Kerinci melaksanakan kegiatan Pengabdian, yaitu bidang keuangan berupa emberian pelatihan bagi mitra PKMS sebagai pelaku UMKM, dalam hal mengelola keuangan dengan menggunakan akuntansi yang berbasis dan sesuai dengan SAK EMKM. Target dari solusi ini adalah kemampuan mitra menggunakan akuntansi dengan mudah untuk meningkatkan kinerja keuangan bisnisnya, pemberian pelatihan dalam penggunaan, pelatihan dan pendampingan dari pelatihan ini dipandu oleh Zachari Abdallah, S.E., M.S.Ak, selanjutnya pada pelatihan penggunaan pengelolaan Manajemen Keuangan dengan menggunakan berbasis digital dengan menggunakan Aplikasi SIAPIK, pelatihan dan pendampingan dari pelatihan ini dipandu oleh Maryanto, S.E., M.S.Ak.

“Berikutnya, bidang pemasaran, bahwa dengan adanya Manajemen Pemasaran Berbasis Online (E-Commerce) dengan aplikasi penjualan berbasis Digital Marketing melalui program PKMS ini. Sehingga pemasaran produk tidak langsung ke konsumen, konsumen yang ingin membeli dan memesan produk bisa menggunakan aplikasi penjualan Pemasaran dari Usaha Batik Subala, Jika pelaku UMKM paham akan pentingnya digital marketing bagi usaha mereka, diharapkan mereka akan termotivasi untuk menggunakan digital marketing sebagai sarana komunikasi dan promosinya, pelatihan ini akan dipandu oleh dirinya sendiri,” jelasnya.

Ketua Tim PKMS Ayu Esteka Sari, S.E., M.M menambahkan, kegiatan dari Pengabdian Masyarakat yang terlaksana saat ini, didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, Dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi dengan Skim Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS)Tahun 2022 yang bertemakan Peningkatan Produktifitas dan Manajemen Pemasaran Berbasis Online (E-Commerce) Pada UMKM Batik TulisIncung Kerinci.

“Sesuai Surat Penugasan Pelaksanaan Pengabdian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, Dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi (Skim PKMS, red) Tahun Anggaran 2022,” tandasnya. (yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: