>

Multiverse: “Tolong, Manglelah Karena Dunia”

Multiverse: “Tolong, Manglelah Karena Dunia”

Ari Hardianah Harahap--

HUJANLAH yang menyambut Derilia pertama kali sesudah sesampainya ia di kota metropolitan, jakarta. Selepas dari bandara soekarno – hatta, derilia segera bergegas untuk melihat tempat tinggal barunya bersama kedua orangtunya. Selang menunggu orangtuanya mencari taksi, ia melihat jam ditangannya yang menunjukkan pukul 20.30.

Hari yang melelahkan untuknya saat ini, setelah mendapat kedua orangtuanya mendapatkan taksi. Ia segera bergegas masuk kedalamnya, butuh sekitar waktu 30 menit untuk menuju rumah barunya. Hujanpun telah reda sesampainya ia disana. Rumahnya lumayan bagus, bertingkat dua dan memiliki halaman yang sangat luas. Saat orangtuanya sibuk memasukkan barang barang kerumah.

Derilia memutuskan untuk berkeliling rumahnya, derilia memulainya dengan mengintari ruang tamu, kelurga, dapur, melihat kamar dan berlanjut naik kelantai 2, derilia berjalan pelan menuju balkon dan perlahan menyibakkan tirai serta membuka pintu yang mejadi penghalang antara dirinya dengan angin malam. Angin berhembus terasa sangat dingin, bahkan sweter tebal yang dipakainya pun tak mampu menahan dinginnya angin. Tak terasa 15 menit sudah ia menghabiskan waktunya untuk berkeliling rumah barunya serta melihat kamarnya.  

“derilia” panggil ibunya dari lantai bawah.

“iya, bu. Ada apa” jawab derilia setengah berteriak dari lantai atas dan segera bergegas turun untuk menemui ibunya. 

“anak mama cewek mama capek ya ?” tanya mama sambil menarik tangan Derilia untuk duduk di sampingnya. “nggak terlalu kok, ma”.

“kamu merasa nyaman sayang ?” tanya mamanya lagi pada derilia. “nyaman kok ma, malah derilia merasa sangat nyaman. Rumah nya juga bagus kok. Nah ! ngomong – ngomong soal kamar, apa boleh derilia pakai kamar yang ada di lantai atas, yang ada balkonnya ?” tanya derilia.

“ya udah, kalo gitu tidur sana. Udah hampir jam sepuluh, besok kan kamu harus sekolah ke sekolah baru kamu, dan jangan lupa angkat barang – barang kamu ke kamar kamu, kapan kamu mau bereseinnya terserah kamu. Kamu kan udah gede.” Ingat mama

“iya ma, derilia tau kok” jawab derilia sambil berjalan menaiki tangga.

 

Setelah selesai mengangkat barang – barangnya, Derilia merasa sangat mengantuk bukan hanya itu ia merasa tulangnya remuk semua. Segera ia merebahkan dirinya di tempat tidur queen size nya dan terlelap berkelana ke dunia mimpinya.

*****

“derilia, derilia......, bangun derilia” ucap mama meniriaki ku.

“hmmm.....” jawabku yang masih bergulat dengan selimut dan bantal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: