Ratusan Mahasiswa Gelar Aksi Besar di Gerbang Unja, Ini Tuntutannya

Ratusan Mahasiswa Gelar Aksi Besar di Gerbang Unja, Ini Tuntutannya

Mahasiswa Merah menggelar aksi menuntut pemerintah tidak abai atas nyawa mahasiswa yang banyak melayang saat meraih gelar sarjana karena truk batu bara. -Foto : Andri/Jambi Ekspes-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Ratusan massa yang menamakan diri Mahasiswa Merah, tumpah di gerbang utama Universitas Jambi Mendalo pada Kamis (22/9) pukul 17.00 WIB. 

 

Mereka menggelar aksi solidaritas untuk para korban kecelakaan lalu lintas, akibat angkutan Batu Bara di sepanjang Kawasan kampus – Simpang Rimbo.

 

Bukan demo biasa, kali ini aksi diwarnai dengan muka sedih dan tangisan mahasiswa dengan pakaian serba hitam sebagai bentuk duka dan solidaritas atas nasib yang telah menimpa para korban.

 

Muda-mudi kompak hanyut dalam perasaan duka mengenang civitas kampus yang tewas akibat lindasan roda dan kerasnya besi mobil truk batu bara. 

 

Demo diawali dengan aksi tabur bunga. Terdapat 6 foto mahasiswa Unja dan UIN yang terpampang di lokasi yang tepatnya berada di patung angsa kampus Unja itu. Ditambah 1 poto dosen Unja juga harus jadi korban sekitar sebulan lalu. Ketujuh korban ini meregang nyawa pada rentang tahun 2020 hingga 2022.

 

Perwakilan Mahasiswa Merah, Fikri Haikal menyatakan massa membawa 3 tuntutan. Pertama, menuntut segala ketidakpedulian pemerintah kepada musibah yang telah mengorbankan nyawa mahasiswa dan masyarakat umum.

 

Lalu tuntutan kedua, mahasiswa menganggap pemerintah abai atas permasalahan, kesulitan dan derita yang dialami rakyat selama ini.

 

“Serta ketiga mendesak kepada pemerintah Provinsi Jambi untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat di jalan raya untuk mewujudkan rasa aman dan adil kepada seluruh pengguna jalan raya lintas Jambi-Muaro Bulian khususnya,” ucapnya.

 

Tak hanya itu,mahasiswa juga berharap agar pelaku tabrak lari dosen Unja segera ditangkap. "Bang Imam Syaf'ii (dosen) ini senior kami, 1 bulan lalu jadi korban tabrak lari badannya terbelah. 

 

Kami minta pihak yang berwenang agar pelaku segera ditangkap. Kami akan diam, perlawanan Mendalo belum mati," ucapnya. (aan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: