Semester Pertama Dilalui, Kebijakan Percepatan Pemulihan Ekonomi Tak Berhenti

Semester Pertama Dilalui, Kebijakan Percepatan Pemulihan Ekonomi Tak Berhenti

Saat penyampaian press release kinerja APBN Provinsi Jambi 2022 di Aula Kanwil DJPb Provinsi Jambi--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tepat setengah perjalanan tahun 2022, pembangunan di Provinsi Jambi dapat dikatakan cukup baik. Pada sektor makro, perekonomian mengalami penguatan dan tumbuh sebesar 4,64% dengan distribusi terbesar disumbang oleh sektor Jasa Perusahaan (16,13%), Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (13,11%), serta Pengadaan Listrik dan Gas (12,31%). 


yamaha--

Selain itu, PDRB juga kembali tumbuh seiring dengan angka Gini Ratio semakin mendekati target. Turut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, tingkat Inflasi bulan Juni tumbuh dibanding bulan sebelumnya menjadi sebesar 1,53% dengan didominasi oleh inflasi pada sektor makanan. Tidak hanya indikator makro, indikator kesejahteraan juga cenderung membaik. Hal ini terlihat dari Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) yang tumbuh menjadi 71,63 dari sebelumnya hanya 71,29. Tingkat pengangguran juga menurun 0,06% menjadi 4,70%. Diperkuat dengan semakin rendahnya tingkat kemiskinan 7,67% (turun 0,3%), yang diiringi dengan penurunan tingkat ketimpangan sebesar 0,001 basis poin dari 0,316 menjadi 0,315. 

Supendi, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jambi saat menyampaikan siaran persnya mengatakan, Pendapatan Wilayah Provinsi Jambi mengalami kenaikan sebesar Rp 1.442,07 M (55,35%) dibandingkan dengan tahun 2021 pada periode yang sama. Sampai dengan bulan Juni 2022, capaian penerimaan sebesar Rp 3.647,40 M yang terdiri dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp 3.315,38 M dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 332,02 M. “Penerimaan Perpajakan dalam Negeri terdiri dari PPh sebesar Rp 1.807,61 M, PPN dan PPnBM sebesar Rp 1.292,71 M, PBB sebesar Rp 7,30 M, dan Pajak lainnya sebesar Rp 30,41 M. Kinerja penerimaan selama semester I tahun 2022 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pemulihan aktivitas ekonomi pasca-pandemi Covid-19, tren peningkatan harga komoditas, dan kenaikan tarif PPN menjadi 11%,” jelasnya, pada Jumat (29/7)  

 

Penerimaan Perpajakan Perdagangan Internasional sampai dengan akhir Bulan Juni 2022 sebesar Rp 177,35 M terdiri dari Bea Masuk sebesar Rp3,44 M dengan komoditi utama yaitu Residu Minyak Petroleum dan mesin pengatur suhu untuk keperluan minyak sawit; serta Bea Keluar sebesar Rp 173,91 M dengan komoditi utama yaitu Batu Bara, Minyak Petroleum, dan Karet. Dengan demikian, Neraca Perdagangan di Provinsi Jambi selama semester I Tahun 2022 masih meneruskan catatan memuaskan dengan surplus perdagangan sebesar USD567,37 juta (ekspor USD582,84 juta dan impor USD15,47 juta).

 

Dari sisi belanja, Belanja Negara berhasil terealisasi sebesar Rp 9.293,63 M dengan rincian Belanja Kementerian/ Lembaga (K/L) sebesar Rp 2.496,78 M serta Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Rp 6.796,85 M. Belanja K/L mengalami kenaikan realisasi dibandingkan bulan sebelumnya yang disebabkan oleh mulai terealisasinya pembayaran tahap pekerjaan pembangunan sarana/prasarana Pendidikan di wilayah Provinsi Jambi. Belanja TKDD meningkat sebesar Rp 434,12 M (6,82%) yang disebabkan oleh kenaikan realisasi pada DAU yang mencapai 22,59% dan mulai tersalurkannya DAK Fisik di Wilayah Provinsi Jambi. “Belanja TKDD yang telah disalurkan pada Provinsi Jambi s.d 30 Juni 2022 mengambil porsi sebesar 84,46% dari total pendapatan APBD yang menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKDD masih menjadi faktor dominan untuk pendanaan pada Provinsi Jambi,” lanjut Supendi. 

 

Pada sektor program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih terus dilaksanakan, sebagai wujud kehadiran pemerintah untuk masyarakat. Dari sektor perlindungan sosial, telah terealisasi Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sembako, BLT Dana Desa, dan BLT Minyak Goreng. Selain itu, dari sektor kesehatan, Klaim Pasien Covid dan Insentif Nakes telah dibayarkan kepada masyarakat yang berhak menerima. Adapun penyaluran PKH hingga 30 Juni 2022 adalah sebesar Rp 148,16 M, penyaluran Bantuan Sembako sebesar Rp 194,94 M, BLT Minyak Goreng sebesar Rp54,23 M, Klaim Pasien Covid-19 sebesar Rp 160,42 M dan Insentif Nakes sebesar Rp 19,8 M.

 

Supendi menambahkan, mendukung pemulihan ekonomi nasional, pemerintah berusaha memantik kembali kegiatan perekonomian melalui strategi penguatan dari sisi supply dengan memberi insentif pinjaman kepada UMKM. Pinjaman tersebut di antaranya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). KUR di Provinsi Jambi hingga 30 Juni 2022 telah disalurkan kepada 49.340 debitur dengan total penyaluran sebesar Rp 3.585,7 M.

 

Pinjaman KUR Mikro hingga akhir Juni 2022 mengambil porsi terbesar dalam skema pinjaman yang diambil oleh debitur KUR. Dua sektor unggulan pelaku usaha debitur KUR di Provinsi Jambi adalah sektor pertanian dan perdagangan. Pembiayaan UMi telah disalurkan kepada 17.913 debitur dengan total penyaluran sebesar Rp 80,10 M. Skema terbanyak yang diambil oleh debitur di Provinsi Jambi adalah skema kelompok, dengan penyalur PT PNM. Debitur Pembiayaan UMi di Provinsi Jambi didominasi oleh debitur dari wilayah Kota Jambi, Kabupaten Tebo, dan Kabupaten Bungo. (*/kar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: