Simpan Mayat Bayi Demi Ikut Family Gathering

Simpan Mayat Bayi Demi Ikut Family Gathering

Sosok Eka, Ibu yang tega membanting anaknya hingga tewas lalu mayat bayi disimpan demi ikut famiy gathering--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Entah apa yang ada di benak Eka Sari Hartini, ibu usia 25 tahun ini tega membiarkan mayat anak kandungnya membusuk, ia simpan mayat bayi demi ikut family gathering yang diselenggarakan oleh kantornya.

 

Eka tak mau kematian bayi berusia 5 bulan itu membuat ia harus batal berangkat. Ini dikatakan oleh ibu kandung Eka berinisial ESB. Kata ESB, Eka langsung memintanya bungkam saat diberitahu tentang bayinya yang tak bernyawa lagi. 

 

Dikutip dari detik.com, ESB tak hanya diminta diam atas kematian cucunya itu, namun juga diancam akan dibunuh jika menyebarkan informasi kematian ini karena itu hanya akan membuat semua rencananya gagal ke Jogjakarta. Simpan mayat bayi, itu yang Eka putuskan.

 

Family gathering diselenggarakan di Gunung Kidul Jogjakarta dan Eka sekeluarga tinggal di Siwalankerto Surabaya. Sementara anaknya meninggal sebelum keberangkatan yaitu  21 Juni 2022, ini adalah waktu dimana Eka dan Suami serta anak pertamanya  sudah mulai mempersiapkan segala keperluan perjalanan ke lokasi acara. 

 

“Jangan bilang siapa-siapa ya nanti aku batal berangkat acara,” begitu kata Eka ditirukan oleh ibunya ESB saat dimintai keterangan. Karena di bawah ancaman, ESB merasa tak berdaya lalu akhirnya melihat Eka dan suaminya serta anak pertamanya berangkat ke Jogjakarta pukul 05:00 subuh.

 

Apa penyebab bayinya meninggal?  Kapolsek Wonocolo Kompol Kompol Roycke Hendrik Fransisco kepada wartawan mengatakan dari hasil pengembangan penyidik, karena dilempar dua kali oleh Eka di atas tempat tidur usai dimandikan.  “Alasannya ia kesal anaknya selalu menangis dan rewel, pelaku merasa jengkel dan emosi,” ujar Roycke. 

 

Bayi laki-lakinya itu memang selalu menangis dan rewel ketika Eka dan suami bertengkar, ini merupakan salah satu pengakuan Eka di hadapan penyidik. Sekedar informasi bayi Eka ini ternyata tercatat sebagai bayi stunting di daerah setempat, merupakan bayi yang butuh perhatian khusus. 



Bayi tak berdosa ini pun tewas di tangan ibu kandungnya sendiri, kepala bagian belakangnya keluar cairan akibat benturan, kata Kapolres. Akibat benturan ini, terjadi penggumpalan darah lalu pecah pembuluh darah. 

 

Sang nenek ESB yang sedih dan di bawah ancaman Eka, akhirnya pasrah mengkuti kata Eka untuk merahasiakan kematian cucunya itu. 

 

Setelah lima hari, ESB pun bertahan di rumah sambil menjaga mayat bayinya.  Hingga akhirnya ia tak tahan dengan bau yang kian menyengat, ESB pun akhirnya keluar rumah dan membocorkan perihal mayat cucunya  itu ke keluarga lalu langsung melapor ke Polsek Wonocolo. 

 

Adapun suami Eka ternyata tidak mengetahui bahwa anaknya meninggal. Eka merahasiakan hanya bilang anaknya sedang tertidur hingga akhirnya perjalanan ke lokasi gathering berjalan lancar. Kini Eka telah ditetapkan sebagai tersangka atas kejadian ini. (dpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: