Proyek Gedung Sekolah Bermasalah

Proyek Gedung Sekolah Bermasalah

MUARABUNGO - Pembangunan gedung sekolah di SMPN 10 Sijau, diduga tak sesuai besaran teknis (Bestek). Bahkan laporannya sudah disampaikan warga kepada inspektorat.

Sekretaris Inspektorat Bungo, Mubaraq kepada sejumlah wartawan, membenarkan adanya laporan itu. Menurutnya, Inspektorat juga akan menindaklanjuti laporan warga, terhadap bangunan yang sumber biayanya dari dana alokasi khusus (DAK).

‘‘Kita akan turun melihat seperti apa dilapangan. Tentu laporan sekecil apapun akan ditindaklanjuti. Setelah saya lapor ke pak Inspektur, kita akan cek dilapangan,’‘ urainya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Bungo, Mursidi melalui tim teknis bidang SMP, Arman Kartubi memastikan, bahwa pengerjaan gedung sekolah dengan ukuran 7x15 meter tersebut, sudah sesuai dengan besaran teknis yang ditentukan.

Pihaknya juga memastikan bahwa bangunan tersebut berdiri diatas pondasi yang dibangun sesuai juga dengan bestek. Dikatakannya, dugaan bahwa pondasi dibangun hanya sekedarnya saja tanpa batu kali juga dibantah dengan tegas.
‘‘Lubang samping pondasi dibangunan utama memang sengaja kami larang untuk ditutup sementara ini, agar nanti warga juga tahu bahwa pondasi itu dibangun sesuai dengan ketentuan,’‘ urainya.

Namun memang, pada bangunan dengan nilai proyek Rp 214 juta itu, pada teras tidak ada pondasi. Sebab katanya, untuk bangunan teras itu bagian depan tidak memakai dinding, sehingga tidak perlu ada pondasi. Namun untuk keempat tiang diteras itu dibangun dengan cakar ayam, sehingga teras itu dipastikan kuat.

‘‘Ya memang ketentuannya seperti itu. Tidak ada pondasi itu yang diteras. Karena memang tidak akan dibangun dinding tembok disitu. Saya luruskan juga, bangunan itu satu gedung yang disekat menjadi tiga ruangan didalamnya. Itu diperuntukkan untuk perpustakaan,’‘ imbuhnya.
Dipaparkannya, kemungkinan anggapan dari warga atau Rio kemarin karena Rio tidak tahu mengenai ketentuan maupun bestek yang ada, sehingga anggapan itu muncul.

‘‘Mungkin karena miss komunikasi saja, sehingga ada anggapan seperti itu. Kalau ada yang mau cek disilahkan saja, karena menurut kami bangunan itu tidak menyalahi ketentuan,’‘ paparnya.

Sementara terkait dengan tidak adanya papan merek saat itu, dirinya mengatakan bahwa awalnya papan merk itu dipasang. Karena mendekati lebaran dan pasca lebaran libur, oleh kepala sekolah papan merk yang terbuat dari vinil itu digulung dan disimpan.

‘‘Kepala sekolah takut hilang saja, dan kemarin sudah dipasang lagi,’‘ ujarnya.

(dhi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: