Touch Screen yang Menyentuh Hati
Oleh Hermawan Kartajaya
Dulu orang menggunakan mouse untuk menggerakkan kursor di layar komputer. Lalu, muncul scroller untuk melakukan fungsi yang sama. Sekarang orang menggunakan screen secara langsung untuk melakukan hal itu.
Ketika Apple meluncurkan iPhone pertama kali, Steve Jobs langsung menggebrak dengan touch screen. Dia mengatakan bahwa customer perlu dikasih layar yang lebih besar. Karena itu, semuanya harus main sentuh. Padahal, sebelumnya, tidak ada orang berani berkata begitu walaupun teknologinya sudah ada.
Jadi, yang dilakukan Steve Jobs adalah inovasi yang akan menentukan kualitas hubungan antara brand yang humanis dengan customer. Dan hubungan antarmanusia serta-merta berubah drastis ketika scroller berubah jadi touch screen.
Touch adalah juga satu bentuk tanda cinta. Seorang manusia tidak bisa hanya menunjukkan cintanya hanya lewat pandangan mata, membisikkan kata-kata manis, mengembuskan aroma,\"atau membawakan makanan yang enak. Walaupun ada yang bilang cinta seorang laki-laki dimulai dari pandangan mata. Atau, perempuan akan lunglai kalau dibisikin kata manis. Ada lagi yang bilang bahwa bau badan yang harum sensual akan menimbulkan sensasi cinta. Tapi, sudah jadi kenyataan bahwa hubungan cinta akan makin pupus tanpa belaian. \"Jablai karena kurang dibelai,\" kata syair sebuah lagu.
Kejelian Steve Jobs adalah kepekaannya dalam menangkap sesuatu yang tidak pernah dibahas orang. Touch screen di iPhone dan iPad adalah sebentuk human feeling. Sedangkan connect merupakan C kelima setelah change-competitor-customer-com pany.
Connect bahkan menjadi C paling penting di lanskap New Wave Marketing, seperti telah dibuktikan Steve Jobs sebagai game changer.
Sekarang kita berada di era yang dinamikanya sudah benar-benar real time! Karena itulah, baik customer, change, maupun competitor bisa berubah terus. Jadi, company memang harus punya connector yang lebih human-spirit supaya bisa lebih mudah menangkap perubahan-perubahan yang ada.
Riset pun sekarang banyak dilakukan secara real time lewat oline. Customer terus diikuti. Competitor intelligence yang dijalankan secara tradisional sudah tidak cukup lagi karena bisa kecolongan oleh pesaing.
Sekarang sudah bukan zamannya lagi untuk tidak menjajal produk pesaing. Semakin Anda tidak punya connectivity dengan pesaing, semakin Anda tidak bisa mengantisipasi apa yang akan diperbuat pesaing.
Selain itu, tidak perlu menganggap competitor sebagai musuh. Tapi, Anda haruslah menaruh respek pada mereka sebagai sesama market-maker. Selain itu, company harus selalu memelihara bahkan memperdalam tingkat connect -nya dengan para agent of change. Supaya tidak terlambat dalam antisipasi perubahan. Perubahan bukan untuk dihindari, tapi justru harus diikuti terus. Tujuannya, supaya Anda punya kesempatan untuk jadi game changer. Jadi, strategi yang dibuat pada era New Wave akan sangat ditentukan oleh kualitas connector yang Anda pilih.
Bagaimana pendapat Anda\"
(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: