Istri Dituduh Menyuap, Murdaya Kesal
Dulu Dekat Istana, Kini di Rutan KPK
JAKARTA - Pengusaha Murdaya Poo menegaskan isterinya, Siti Hartati Mudaya, tidak pernah berinisiatif menyuap Bupati Buol Amran Batalipu. Menurut Murdaya, investasi di Buol yang dilakukan perusahaan milik isterinya tidak menggunakan pertimbangan bisnis semata. Namun, lebih pada upaya membantu perekonomian daerah tersebut yang dahulu sangat tertinggal.
Kata Murdaya, keuntungan yang didapatkan di Buol sangat kecil. \"Uang secuil gitu saja untuk perusahaan kita tidak ada artinya. Orang sudah kerja setengah mati, bangun itu delapan belas tahun, daerah terpencil, enggak ada orang mau di sana,\" kata Murdaya dengan nada tinggi, ketika akan menjenguk Hartati di rutan KPK, Jakarta, kemarin. Putra Hartati, Prajna Murdaya juga turut menjenguk.
Hartati disangka memerintahkan suap senilai Rp 3 miliar ke Amran untuk memudahkan pengurusan izin hak guna usaha (HGU) lahan perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah. Menurut Murdaya, Amran lah yang memeras isterinya. Ia menambahkan, PT Hardaya Inti Plantations (HIP) di Buol juga diganggu para preman. \"Kan kasihan 3.500 pegawai dan ribuan rakyat di sana kalau sampai pabrik itu mogok, tandan itu mogok,\" kata Murdaya.
Murdaya mengatakan bukti rekaman telepon yang dimiliki KPK adalah omong kosong. Kata Murdaya, tidak ada perintah dari isterinya kepada direkturnya untuk menyuap. \"Memang seolah-olah telepon disadap, itu cerita separuh. Kenyataannya, Bu Hartati tidak pernah mengizinkan, yang melakukan itu direktur-direktur saya tanpa sepengetahuan,\" kata Murdaya. Direktur Operasional PT HIP Gondo Sujono dan Manajer Umum di Buol Yani Anshori sudah menjalani persidanga di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
Ia mengatakan, lahan perkebunan di Buol awalnya tidak bisa ditanami kelapa sawit. \"Kita enggak dapat keuntungan apa pun. Lahan 4.500 hektar kita tanam puluhan tahun yang lalu milik kita, kita dipersulit. Daerah itu betul-betul tidak layak untuk ditanami sawit. Kita mau tolong saja daerah itu beberapa belas tahun yang lalu, daerah terpencil yang tertinggal,\" katanya.
Juru Bicara KPK Johan Budi S.P mengatakan KPK meyakini Hartati terlibat dugaan penyuapan bupati Buol. \"Ini bukan pemerasaan. Ini dugaan suap menyuap,\" kata Johan.
Johan menambahkan, Hartati sempat mengeluh kembali mengalami kejang-kejang. Namun dokter yang ditunjuk KPK untuk memeriksa menyatakan Hartati hanya mengalami kram.
Kemarin malam Hartati mendapatkan kiriman sejumlah perlengkapan rumah tangga. Ada satu file cabinet tiga susun yang berisi beberapa gulung tisu toilet. Ada pula satu rak kayu tiga susun dan kursi lipat. Selain itu, juga ada kiriman karpet dan selimut penghangat tidur.
(sof)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: