Siap Segera Tinggalkan DPR

Siap Segera Tinggalkan DPR

 Kalau bukan Pak Jokowi yang jadi gubernurnya, saya pasti menolak jadi wakil gubernur. Lebih baik saya tetap di DPR (komisi II, Red) memperjuangkan revisi RUU Pilkada untuk memasukkan unsur pembuktian terbalik harta pejabat yang mau mencalonkan diri sebagai kepala daerah.

 

 Secara politik, tantangan paling sulit yang dihadapi pasangan kepala daerah adalah menjaga kelanggengan sampai lima tahun. Bagaimana Anda menyiasati itu?

 Itu yang saya lihat dan pelajari dari Pak Rudy (Wakil Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo, Red). Pak Jokowi bilang kalau cerita akan banyak. Makanya, kata Pak Jokowi, lihat wakil saya saja mengapa tujuh tahun bisa. Waktu saya tanya, Pak Rudy menjawab dengan sangat baik. Kata Pak Rudy, yang namanya wakil, kita itu harus tahu diri. Harus satu langkah di belakang. Karena tugas kita membuat Pak Gubernur Jokowi berhasil. Sekalipun kita tidak dapat nama. Yang penting kesejahteraan dan keadilan rakyat tercapai.

 

 Waktu di DPR Anda banyak menyoroti perjalanan dinas anggota dewan dan rapat-rapat yang tidak efektif. Apa yang akan Anda dorong untuk perbaikan birokrasi di Pemda DKI Jakarta?

 Ya, efisiensi itu akan kita lakukan di DKI Jakarta. Pak Jokowi sudah setuju, begitu kita masuk, yang akan kita perbaiki harga satuan unit. Istilahnya buku biru. Kita revisi sehingga ada penghematan anggaran minimal 20 persen. Dengan harga satuan unit yang lebih rendah, tentunya seluruh anggaran yang disusun akan langsung berubah, lebih efisien.

 

 Pasti Anda sadar ada perbedaan maupun kesamaan kultur antara birokrasi di Belitung Timur dan DKI Jakarta. Apa itu?

 Sebetulnya masyarakat itu hampir semua sama. Ada yang menaruh harapan, ada yang pragmatis, ada yang tidak percaya harapannya akan terwujud. (lantas tersenyum).

 

 Dalam pilgub putaran kedua, persentase warga yang tidak mendukung Anda sebenarnya relatif besar. Bagaimana Anda mengatasi itu?

 Itu sangat mudah diselesaikan ketika Pak Fauzi Bowo menyatakan mendukung kami. Kami juga mengharapkan dukungan dari yang tidak memilih karena kami disumpah jabatan untuk melayani yang memilih maupun yang tidak memilih. Saya bersyukur gubernurnya Pak Jokowi yang punya bakat komunikasi sosial yang sangat baik. Saya kira orang yang mau marah sama beliau pun tidak jadi marah. Sebaliknya, kalau sikap saya ini kadang-kadang orang yang tidak marah jadi marah. Ha\"ha.

(pri/c10/nw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: