ISPA Gerogoti Warga

ISPA Gerogoti Warga

Terdata 169.169 Kasus

JAMBI-Warga di Provinsi Jambi diminta waspada terhadap penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Sebab, dari bulan Januari hingga September 2012 ini, penyakit ini sudah mencapai 169.169 kasus.

Dari laporan Dinas Kesehatan, Januari terdata sebanyak sebanyak 24.277 kasus, Februari 24.630 kasus, Naret  24.368 kasus, April  20.943 kasus, Mei 21.039 kasus, Juni  21.831 kasus, Juli 18.316 kasus, Agustus 10.538 kasus dan pada bulan September baru 3.220 kasus yang dilaporkan kabupaten/kota.

Namun, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Andi Pada, mengatakan, pada bulan September ini,  baru empat kabupaten yang melaporkan,  yakni Kota Jambi sebanyak 1.241 kasus, Muaro Jambi 455 kasus, Tanjabtim 581 kasus, dan Batanghari sebanyak 943 kasus.

“Tujuh kabupaten yang lainnya belum melapor,” katanya, saat ditemui harian ini, kemarin. Sedangkan data yang dilaporkan pada bulan Agustus yang lalu, Andi mengakui bahwa, masih banyak puskesmas yang belum melapor.

“Kasus ISPA pada bulan Agustus itu melebihi dari 10.538 kasus. Masih banyak puskesmas-puskesmas yang belum melaporkan. Apalagi di Kota Sungai penuh, Batanghari, dan Sarolangun,” pungkasnya.

Menurutnya,  penyakit ISPA itu ditimbulkan akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan di Provinsi Jambi. Hari ini, di rencanakan pihak BPBD dan PMI akan membagikan  masker kepada warga kota Jambi sebanyak 3000 masker.

Dari hasil pengukuran Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), tercatat saat ini sudah mencapai angka 97. Angka itu hampir mendekati katagori tidak sehat. “Jika sudah mencapai angka diatas 100, kita akan buat himbauan agar anak sekolah diliburkan,” ujarnya.

Saat ini, pihaknya masih berkoordinasi dengan instansi terkait. Pihaknya sudah melayangkan surat himbauan termasuk ke Puskesmas kabupaten/kota agar menghimbau masyarakat lebih waspada. “Sebab yang rentan terkena ISPA adalah anak-anak balita dan lanjut usia,” urainya.

Karena itu, lanjutnya, dihimbau juga ke sekolah-sekolah agar mengurangi aktivitas di luar ruangan. Sebab, pencemaran udara saat ini semakin tinggi.

(fth)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: