164 Remaja Aborsi
Kurun Waktu 2010-2012
JAMBI-Sebanyak 164 orang remaja di Kota Jambi, berdasarkan penelitian yayasan Lembaga Swadaya Masyrakat (LSM ) Sentra Informasi dan Konsultasi Orang Kito (Sikok), melakukan aborsi.
Jumlah itu merupakan akumulasi dari tahun 2012-2012. Menariknya, dari 164 orang tersebut, rata-rata baru berumur 14 hingga 17 tahun, atau siswa yang masih duduk di bangku SMP dan SMA kelas 1 dan 2.
Selain itu, Sikok juga menyebut pada tahun 2003 lalu, dari 1.182 responden, 8 persennya sudah melakukan Hubungan Seksual (HUS).
orang.
“Kita bayangkan remaja yang melakukan seksual terselubung. Saat ini banyak sekali. Tetapi, mereka tidak berkonsultasi dengan kita,” ujar Ketua Panitia Hari Kesehatan Seksual Sedunia, Suminah, kemarin.
Menurut Suminah, saat berkonsultasi, langkah yang mereka ambil adalah aborsi, meskipun dalam kondisi tidak sehat atau kehamilan sudah memasuki umur 3 bulan hingga 4 bulan.
Secara Undang Undang (UU), mereka tidak diperbolehkan untuk aborsi. Akan tetapi, setelah mengetahui mereka hamil, mereka berusaha untuk menggugurkan kandungan mereka dengan berbagai cara. Seperti, meminum jamu, nanas muda, meras perut dan loncat-loncat, sehingga mereka mengalami pendarahan.
Untuk menyelamatkan ibu-nya, maka di lakukan Induksi Haids (IH) atau aborsi. Selain itu, ada juga yang di rujuk ke Jakarta.
“Di Jakarta di bawah 8 minggu masih bisa ditangani, kalau di atas 8 minggu tidak berani, karena membahayakan keduanya,” kata Suminah.
Lantas , apa langkah yang di lakukan oleh LSM Sikok untuk mengurangi sex bebas di Jambi ? menurut Suminah, dengan melalui pendidikan. Diantaranya, akan membicarakan adanya akses pendidikan akan reproduksi sexsual bagi remaja.
Khususnya, melalui media pendidikan yang resmi. Yaitu dinas pendidikan. Jadi, ada tanggung jawab dari pemerintah untuk memberikan informasi, sehingga apabila remaja mendapatkan informasi itu bisa dipertanggung jawabkan.
Sedangkan dalam bentuk riil, dikatakan Suminah, LSM Sikok sudah bekerjasama dengan bentuk program dan melatih guru-guru. Jadi, diakuinya, ada pendidikan modul keseehatan reproduksi dan kesehatan seksual, termasuk juga HIV dan narkoba.
“Dia berbasi IT. Jadi teman-teman melatih dari guru dari SMA,” kanya lagi. Menurutnya, ada empat pelatihan, seperti pelatihan kesehatan reproduksi, pelatihan computer dan modul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: