Hartati Menghindar, Sadapan Diputar
JAKARTA - Jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memutar rekaman hasil sadapan pembicaraan telepon yang melibatkan pengusaha Hartati Murdaya. Pada persidangan atas terdakwa Yani Anshori di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (4/10), jaksa KPK merasa perlu memutar dua rekaman hasil sadapan (taping) agar Hartati tidak berbelit-belit.
Saat bersaksi, Hartati mengatakan bahwa uang dari perusahannya yang diserahkan ke Amran dimaksudkan untuk mengamankan pabrik dan lahan sawit di Buol yang tengah diduduki preman. Namun tim JPU KPK meragukan jawaban Hartati.
Sadapan pertama yang diputar adalah pembicaraan antara Hartati dengan anak buahnya yang bernama Arim. Seperti diketahui, Arim adalah financial controller di PT Hardaya Inti Plantation (HIP) milik Hartati.
Dalam pembicaraan itu diketahui bahwa Hartati mengejar agar pengurusan Hak Guna Usaha (HGU) seluas 4500 hektar di Buol segera dituntaskan. Untuk meloloskan HGU itu, Hartati menyuruh Arim memberikan uang pelicin ke Tim Lahan Pemkab Buol.
\"Itu (Tim Lahan) kan satu-satu perlu dikasih. Kamu kasih berapa?\" tanya Hartati dalam sadapan KPK yang diperdengarkan di hadapan majelis yang diketuai Gusrizal.
Atas pertanyaan Hartati itu Arim menjawab pelan. \"Ya, per orang 10 juta,\" jawab Arim di ujung telpon.
Hartati meminta agar anak buahnya itu bertahan di Buol hingga pengurusan HGU untuk PT HIP beres. \"Ya pokoknya cepet saja. Kamu kasih dululah. Tapi kamu jangan pulang sebelum suratnya selesai,\" pinta Hartati.
Masih dalam sadapan yang sama Hartati juga memerintahkan Arim memberi uang Rp 3 miliar ke Amran. Sebab dari komitmen Rp 4 miliar, Amran baru menerima Rp 1 miliar.
Dalam sadapan itu uang dalam bilangan miliar disandikan dengan istilah kilo. \"Kasih aja. Kita kan baru kasih satu kilo kan\" Masih ada tiga kilo lagi. Nanti dia (Amran) masih akan kejar kita,\" ujar Hartati.
Setelah rekaman diperdengarkan, Hartati mengakui bahwa yang ada dalam sadapan itu memang suaranya. Namun ia tetap membantah anggapan telah memerintahkan anak buahnya menyuap Amran.
Menurut Hartati, perusahaannya di Buol tengah kesulitan karena diduduki preman. Sampai-sampai, HIP kesulitan membayar gaji pegawainya karena tidak bisa berproduksi.
\"Saya sedang berjuang agar perusahaan dapat bangun lagi. Makanya apa saja saya ngalah. Apa permintaan Arim, saya kasih,\" tegas Hartati.
Sadapan kedua yang diperdengarkan adalah pembicaraan antara Hartati dengan Amran. Dari sadapan itu diketahui bahwa Hartati minta Amran mengutamakan PT HIP. Hartati juga minta Amran tidak membiarkan PT Sonokeling Buana milik putra Artalyta Suryani masuk Buol.
\"Saya pahlawan lho di situ. Di situ masih kosong saya sudah di sana. Bapak tahu investasi di situ berat sekali. sekarang sudah maju kok kitanya dibeginikan,\" kata Hartati ke Amran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: