Sebulan, 5 Orang Tewas di Jalan
KERINCI-Dalam satu bulan terakhir, di Kerinci tercatat sebanyak 5 nyawa korban kecelakaan melayang ditempat kejadian yang berbeda.
Kasat Lantas, AKP Suharto, melalui KBO Sat Lantas, IPTU Rahman, mengatakan kecelakaan maut pertama kali terjadi sekitar pertengahan September, menimpa seorang pelajar warga Desa Tanjung Pauh, dengan tempat kejadian perkara (TKP) di jalan Depati Parbo, tidak jauh dari SPBU. Kejadian tersebut, menewaskan satu pelajar MAN 2 Sungaipenuh dan dua orang mengalami luka berat.
Sementara kecelakaan kedua, terjadi dua kecelakaan dengan tempat terpisah pada Jumat akhir September lalu. Kecelakaan pertama terjadi di Desa Pulau Sangkar, dan menewaskan satu orang warga Pondok Tinggi. Saat itu korban mengalami hempasan batang kayu yang dibawa mobil Pick Up dengan arah yang berlawanan.
Saat itu, mobil tersebut melewati penurutanan dan korban dari arah berlawanan. Tiba-tiba mobil kehilangan kendali dan terguling, sementara sejumlah batang kayu yang dibawa juga ikut tertumpah dan salah satu kayu mengenai korban dan menghempas kebagian wajah. Korban pun langisung tewas seketika dengan luka yang cukup parah dibagian wajah dan leher.
Sedangkan kecelakaan lainnya dihari yang sama, menimpa salah seorang warga Desa Empeh Kota Sungaipenuh. Kejadian naas tersebut terjadi di simpang lima Kota Sungaipenuh. Saat itu, korban melintasi persimpangan, namun beberapa unit kendaraan lainnya dari arah yang berlawanan juga menorobos hingga terjadi tabrakan. Korbanpun mengalami luka serius dan menghembus nafas terkahir saat dilakukan pertolongan medis dan akan dirujuk ke Padang.
“Tiga kecelakaan tersebut dilaporkan kepada kita, dan untuk santunan jasaraharjanya sedang diproses. Untuk korban kecelakaan di pulau sangkar sudah diberikan,” ujarnya.
Sementara kecelakaan lainnya, yang tidak dilaporkan ke Sat Lantas Polres Kerinci, terjadi Sabut (6/10) lalu. Peristiwa tersebut terjadi di jalan Depati Parbo Kota Sungaipenuh, tepatnya disekitar ruas jalan depan rumah Dinas Bupati Kerinci.
Pada kejadian tersebut, dua korban dinyatakan tewas. Namun saat petugas mendatangi lokasi, petugas kewalahan menghimpun data lantaran barang bukti dan korban sudah tidak di TKP. Bahkan warga juga enggan memberi informasi.
“Untuk kecelakaan antara warga Kumun dan Semerap, kita tidak mendapat laporan. Saat petugas kelokasi, juga tidak berhasil menghimpun data lantaran warga enggan memberi informasi. Bagaiman mau kita usut kalau tidak mau dilaporkan kepada kita,” terangnya.
Dikatakannya, pihaknya sangat berharap kepada masyarakat agar segera melaporkan jika ada kecelakaan. Karena setiap kecelakaan yang memakan korban akan mendapat santunan Jasaraharja. Untuk korban yang meninggal dan cacat seumur hidup santunannya Rp 25 Juta, sedangkan korban yang luka juga mendapat santunan perawatan maksimal Rp 10 juta.
(hdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: