Folklore Desa Kemingking

Folklore Desa Kemingking

MUAROJAMBI - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi melalui tim pendataannya kembali melakukan penelitian folklore, mitos atau larangan masyarakat sekitar Kawasan Situs Percandian Muaro Jambi. Ini dilakukan guna melengkapi dossier Situs Percandian Muaro Jambi sebagai warisan budaya dunia tahap II. Pendataan kali ini dilakukan di Desa Kemingking Dalam dan Kemingking Luar.

            Hasil wawancara dengan warga, didapat cerita asal usul nama Desa Kemingking yang berasal dari kata ‘kelingking’. Ceritanya adalah pada zaman penjajahan Belanda desa tersebut selalu dicurigai sebagai tempat persembunyian pemberontak, khususnya Sultan Muhammad Tahir. Sultan Muhammad Tahir pada zaman tersebut hanya dapat dikalahkan dengan memotong jari kelingkingnya. ‘’Ceritanya Sultan Muhammad Tahir berhasil dikalahkan dengan memperalat warga setempat yang mengetahui kelemahan Sultan Muhammad Tahir,’’ ujar Kabid Sepur Dinas Kebudaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Drs. Ujang Haryadi.

            Desa Kemingking, lanjutnya, juga terdapat cerita mengenai Guru Jantan yang mengisahkan mitos tentang armada kapal bernama Guru Jantan yang tinggal di dekat penduduk. Apabila armada kapal melakukan perjalanan di lautan mengalami musibah atau kecelakaan, dan armada menyebut Guru Jantan maka akan selamatlah armada yang menyebut nama tersebut.

            Selain itu, terdapat beberapa folklore yang ada di sekitar Kawasan Situs Percandian Muarajambi, di antaranya adalah cerita tentang Candi Kedaton dimana disudut Candi Kedaton sebelah timur terdapat kolam atau sumur kehidupan menyimpan harta karun yang banyak. Cerita tentang Menapo Gajah Mati yaitu cerita tentang pohon durian yang sangat tinggi merupakan jalan atau  jalur yang dilewati gajah dan saking. Pohon durian yang berbuah lebat menjadikan Gajah berniat untuk memakan durian.

            Saking banyaknya buah durian, gajah pun asik menikmatinya. Namun tanpa disadari buah durian, jatuh dan menimpa gajah. Sang gajah pun mati, dan sekarang menapo dinamakan menapo gajah mati. ‘’Cerita ini diangkat dari penuturan warga setempat, berawal dari sanalah dilakukan pendataan kekayaan cerita rakyat Jambi,’’ imbuhnya.

(kar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: