Ekonomi Jambi Belum Stabil

Ekonomi Jambi Belum Stabil

JAMBI – Hingga saat ini, perekonomian Jambi dinilai belum stabil. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka inflasi. Hal ini disebabkan, terlalu banyaknya produk-produk impor bahan pangan yang masuk ke Jambi.

Menurut data yang dipaparkan oleh Bank Indonesia (BI) Jambi kemarin,  pada triwulan ke-III tahun 2012, inflasi kota Jambi sebesar 4,43 persen. Ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya 6,80 persen.

Kepala Bank Indonesia Cabang, Marlison Hakim mengatakan, untuk menekan inflasi serta menguatkan stabilitas harga dipasaran perlu adanya koordinasi antar daerah.

 “Ini yang akan menghambat tingginya nilai inflasi di tiap daerah,” katanya.

Hanya saja, lanjutnya, inflasi Jambi pada dasarnya sedikit lebih baik dari daerah lain. Disebutkannya, faktor yang juga jadi pemicu inflasi yakni, masalah transportasi. Lambannya pendistribusian kebutuhan di pasaran menyebabkan terjadinya kenaikan harga. Dan ia mengingatkan,  dalam tiga bulan mendatang masih ada momet penting diantara lebaran natal dan tahun baru ditambah lagi banyaknya penumpukan proyek.

‘’Momen- momen seperti itu harus menjadi perhatian serius untuk mengendalikan nilai inflasi di Jambi,’’ tukasnya.

Dalam bidang perdagangan, untuk membantu penekanan inflasi dapat dilakukan dengan menjaga agar produksi daerah tidak bocor keluar daerah lain. Dengan demikian pula konsistensi dibidang pertanian sebagai bahan baku perdagangan harus menjadi focus menjadi fokus kedepanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan melalui  Kabid pertanian tanaman pangan, Erlinasari menjelaskan bahwa dibidang pertanian akan diupayakan mengatasi pengalihan fungsi lahan. Dengan demikian pula akan di ciptakan kawasan kampung pangan terpadu dengan ditegaskan oleh perda. “Ini upaya untuk menekan inflansi dibidang pertanian,” katanya.

Sementara itu, kepala BPS Provinsi Jambi Yos Rusdiyansyah mengatakan, pada dasarnya inflasi di Jambi masih baik. Ini dibuktikan dengan inflansi di Jambi 2,89 dibawah standar nasional  sebesar 5. Dan pada bulan Oktober inflansi yang paling terlihat yaitu Inflasi Cabe merah yang naik 28 persen, cabe rawit 17 persen, daging ayam 7,8 persen, beras, 0,1 persen.Gula pasir turun 4,8 persen.

Perum Bulog Regional Jambi,  Ma’ruf mengakui bahwa dibidang beras masih terjadi inflansi yang sanga tingg. Ini dikarenakan Jambi selalu mensuplai beras dari luar. Namun demikian, persedian beras bulog dalam empat bulan kedepan dapat dipastikan aman, ini dikarenakan bulog akan mendatangkan 4000 ton beras. “Permasalan utama kenapa beras selelu devisit dikarenakan perdagangan pasca panen di Jambi yang butuh perhatian serius,” tandasnya.

(kar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: