Revitalisasi PT PAL Optimalkan Produksi

Revitalisasi PT PAL Optimalkan Produksi

SURABAYA - Produsen kapal PT PAL Indonesia (Persero) terus berupaya memperbaiki memperbaiki kinerjanya. Untuk memaksimalkan kapasitas produksi, perusahaan pelat merah ini mencanangkan program revitalisasi yang diperkirakan selesai pada 2014 nanti. Hak itu sesuai yang diungkapkan oleh Direktur Utama PT PAL Indonesia M. Firmansyah Arifin.

                \"Tahap pertama telah kami mulai. Tahun ini kami bakal melakukan revitalisasi pada empat divisi yang ada,\" terangnya saat di temui di acara Program Revitalisasi Fasilitas Produksi Pendukung Produksi di PT PAL Indonesia, Surabaya kemarin.

                Untuk melakukan revitalisasi tersebut Firmansyah menginvestasikan sekitar Rp150 miliar. Sedangkan pada tahap II dan III masing-masing akan dialokasikan dana sekitar Rp 75 miliar. Dana itu diperoleh dari penyertaan modal negara (PMN). Tahun ini PT PAL mendapat Rp 648 miliar. Sisa dana itu dialokasikan untuk menanggung biaya oprasional perusahaan.

       Dengan revitalisasi ini, Firmansyah berharap dapat memberikan pelayanan kepada konsumen lebih baik lagi. Saat ini, lanjurnya, mesin-mesin di pabriknya mengalami penurunan kapasitas. Dari total kapasitas produksi hanya seperempat bisa terpenuhi. Misalkan saja pada divisi kapal niaga dari kapisat kapasitas 8 ribu ton pelat baja per bulan hanya bisa diproduksi 2 ribu ton pelat baja. \"Jika tidak segera dilakukan perbaikan maka akan kinerjanya akan terus menurun,\" ujarnya.

       Selain untuk perbaikan produksi, pihaknya juga mengalokasikan untuk peningkatan layanan divisi perawatan dan perbaikan. Ia menceritakan selama ini diperlukan sekiatarsatu bulan untuk docking. Dengan adanya perbaikan diharapkan dapat memangkas waktu docking hingga separonya.     

       Sementara itu pada kesempatan yang sama Ketua Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Tjahono Roesdianto menyambut baik langkah yang dilakukan oleh PT PAL Indonesia. Ia mngungkapkan saat ini secara nasional masih ada kekurangan kapasitas docking 1,5-2 juta gross ton kapal yang belum terwadahi.

       Tjahjono berkata, kebutuhan reparasi dan perawatan kapal di Indonesia mencapai 7,5\"8 juta gross ton kapal per bulan, sedangkan kapasitas seluruh galangan kapal di Indonesia hanya sekitar 6-7 juta gross ton kapal. Saat ini beberapa perusahaan galangan yang kian gencar menambah kapasitas. Misalkan saja PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) yang akan menambah kapasitas di Lamongan,  PT Daya Radar Utama, dan PT Dok Pantai Lamongan.

(uma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: