Sesuaikan Harga Di Awal Tahun Depan
SURABAYA - Ganti tahun ganti harga. Itu yang bakal terjadi pada harga di bisnis food and baverage. Para pengusaha sudah berancang-ancang untuk menaikkan harga di awal tahun depan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim Tjahjono Haryono mengatakan kenaikkan berkisar 10 sampai 15 persen. Alasannya beberapa faktor yang membuat mereka melakukan penyesuaian harga. \"Kenaikan UMK (upah minimum kota/kabupaten) dan TDL (tarif dasar listrik yang menjadi salah satu faktor,\" katanya di sela penutupan Surabaya Food Festival yang berlangsung di Ciputra World Surabaya kemarin (28/10).
Menurut dia UMK termasuk memberi sumbangan sampai 2 persen. Belum lagi, tambahnya, kenaikan gas. Pada tahun ini harga gas telah terkerek sampai dua kali lipat. \"Semula Rp 31 ribu per meter kubik menjadi Rp 63 ribu,\" katanya.
Apalagi, tambahnya, pihak pengelolah pusat perbelanjaan tidak memberikan toleransi untuk kenaikan gas. Mereka langsung menyesuaikan harga setelah ada pengumuman tentang harga baru.
Para pengusaha memasuki semester kedua sudah melakukan penyesuain harga. Pemilik Porong Wei Eric Wei menyebut pihaknya tidak bisa menahan harga jika, gas naik sudah mencapai 100 persen. Mereka sendiri telah mengkerek harga sekitar 10 persen. \"Margin kita menjadi menipis. Dapat untung 10 persen sudah bagus,\" paparnya.
Selain faktor UMK dan TDL, Eric menyebut terkereknya harga bahan baku bisa menjadi faktor penyesuaian harga. Apalagi, tidak ada kepastian barang-barang sembako yang menjadi bahan utama produksi. \"Kalau pemerintah mengatur harga sembako, itu lebih memudahkan kita berproduksi,\" ucapnya.
Surabaya Food Festival sendiri merupakan ajang Apkrindo mendongkrak pasar yang sepi. Tjahjono mengatakan Oktober dan Nopember adalah low season bagi industri kuliner. Dengan diramaikan oleh sekitar 56 pengusaha restoran dan makanan, pihaknya n selama sepekan digelarnya even itu, mampu membukukan omzet hingga Rp 2 miliar dengan perkiraan jumlah pengunjung 30-35 ribu orang. Ini sesuai dengan proyeksi mereka. \"Tahun lalu, hanya berlangsung 5 hari saja omzet yang dikemas peserta total mencapai Rp 1,6 miliar.,\" ungkap Tjahjono.
(dio)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: