Mereka Ingin Damai dan Hidup Berdampingan

Mereka Ingin Damai dan Hidup Berdampingan

Melihat Kondisi Korban Kerusuhan Lampung Selatan

Laporan Yuda Pranata, BANDAR LAMPUNG

SUASANA hening kental terasa saat Radar Lampung menginjakkan kaki di ruang Mawar, Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (RS DKT) Bandarlampung, kemarin (29/12).

Tepat dipintu masuk ruangan yang bernuansa serba putih itu,  tampak beberapa pasien tertidur pulas.  Mata wartawan koran ini tertuju pada sebuah papan nama  berwarna putih yang menempel di ranjang pasien bertuliskan Syaiful.

Ya, Dialah satu dari beberapa korban luka berat yang baru usai dioperasi untuk mengeluarkan proyektil yang tertanam dipaha kanannya.

Siang itu, Syaiful ditemani 6 kerabatnya. Tiga orang tertidur, tiga lainnya menjaganya. ’’Masuk Mas, maaf tempatnya sempit,’’ sapa perempuan bernama Marlia (37) yang tak lain kakak kandung Syaiful.

Sedangkan Syaiful hanya menggunakan sarung berwarna merah . Dia terbaring, sesekali raut wajahnya tampak meringis menahan sakit.  ’’Masih nyeri Mas, tadi pagi habis di operasi,’’ ungkap Syaiful. Setelah proyektil berhasil dikeluarkan, diketahui peluru tersebut berasal dari senjata api rakitan. 

Ia menceritakan, saat kerusuhan terjadi ia memang berada di garda depan.  ’’Ada sekitar sepuluh orang teman saya didepan.  Waktu kami maju, ada orang yang tidak saya kenal menembaki kami,’’ tuturnya.

Bapak dua anak ini merasa beruntung saat tertembak, ada anggota Marinir yang langsung mengamankannya.  ’’Saya masih beruntung selamat. Dibandingkan dengan teman saya yang tertembak dikepalanya. Dia terjatuh.,  dan langsung dipukuli mas. Bahkan lehernya digorok,’’ ujar suami dari Erli (30) ini.

Mengathui dampak dari bentrok itu, Syaiful mengaku shock.  ’’Kami ingin hidup tenang. Kami ingin berdamai saja. Kami ingin hidup berdampingan. Tanpa kerusuhan. Kami capek dan khawatir kalau begini terus,’’ tuturnya.

Terpisah, Ramli  korban lain yang dirawat di instalasi gawat darurat RSUDAM Bandarlampung hingga kemarin masih kritis. Dia mengalami luka tusukan bambu runcing dibagian punggung.

Pantauan Radar Lampung, pria yang mengenakan kemeja bergaris kuning tersebut didampingi oleh anak dan istrinya. Pria ini mengalami kesulitan bernafas.

Sayang, dari pihak keluarga maupun dokter tidak ada yang bisa dimintai keterangan. Namun, informasi yang dihimpun Radar Lampung, saat ini kondisi korban masih sekarat dan harus dirawat intensif oleh tim medis.

 ’’Kondisinya masih kritis karena punggung sebelah kirinya tertusuk mengenai tulangnya, Dia (Ramli) akan dirawat oleh dr.Yusrizal yang merupakan dokter ahli bedah,’’ ungkap salah satu dokter di ruang UGD yang namanya tidak mau dikorankan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: