Tak Ada Musim Paceklik di Bank

Tak Ada Musim Paceklik di Bank

Laba Bank Besar Terus Membesar

JAKARTA – Hingga kemarin, empat bank besar, yakni Bank Mandiri, BCA, CIMB Niaga, dan Bank Danamon, sudah memublikasikan laporan keuangan masing-masing per triwulan III 2012. Hasilnya luar biasa. Pertumbuhan laba bersih luar biasa pesat. Hampir semua bank papan atas itu, baik yang swasta maupun pelat merah, memiliki laba yang tumbuh double digit.

Meskipun belum semua bank merilis kinerja masing-masing, dengan indikasi dari empat bank itu, sudah bisa ditarik kesimpulan bahwa bisnis bank memang tak kenal musim paceklik. Dalam segala

cuaca, laba bank tumbuh dengan baik. Dengan suku bunga tinggi, bank bisa memetik laba besar.  Dengan suku bunga rendah, bank juga tetap panen laba. Bank dengan aset terbesar, PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk, mencatat kinerja moncer pada kuartal III 2012. Tak hanya membukukan keuntungan dalam bentuk laba bersih, bank pelat merah itu juga mencatat keuntungan dari naik nya net interest margin (NIM) sebesar 0,27 persen, dari 5,14 persen pada kuartal III 2011 menjadi 5,41 per sen pada kuartal III 2012.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi menyebutkan, pada kuartal III 2012 Bank Mandiri membukukan laba Rp 11,1 triliun atau naik 21,2 persen jika di bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Perolehan laba meningkat dari kuartal III 2011 yang hanya Rp 9,2 triliun. ”Kami masih bisa

menjaga kualitas aset produktif dengan baik. Ini bisa terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) netto yang hanya 0,52 persen,” tutur dia.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memimpin di pasar ritel juga menikmati tingginya laba. Jika Bank Mandiri mendapat tambahan margin dari tabungan, BCA mengeruk laba dari pertumbuhan kredit konsumer di Indonesia, terutama kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Laba bersih bank yang mayoritas sahamnya dimiliki Grup Djarum itu sampai kuartal III mencapai

Rp 8,3 triliun, naik 8,1 persen jika dibandingkan dengan laba periode yang sama tahun lalu.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, perekonomian Indonesia relatif stabil di tengah lesunya perekonomian global, terutama Eropa, sehingga berkontribusi positif terhadap kinerja perseroan sejauh ini.

”Kami belum melihat dampak dari pelemahan perekonomian dunia ter hadap Indonesia. Namun, kami tetap berhati-hati, mengingat China telah mengalami perlambatan ekonomi yang berdampak pada ekspor komoditas Indonesia,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Portofolio kredit BCA tumbuh 34,8 persen sehingga menjadi Rp 237,7 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kredit konsumer mencatat pertumbuhan yang signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah dan rendahnya tingkat suku bunga perbankan. KPR tumbuh 69,3 per sen sehingga menjadi Rp 40,4 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

KKB tumbuh 22 persen sehingga menjadi Rp 19,3 triliun jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 15,9 triliun. Sementara itu, total dana giro dan tabungan meningkat 21,5 per sen sehingga menjadi Rp 284,4 triliun pada akhir September 2012 dan berkontribusi 79,5 persen terhadap total dana pihak ketiga.

Outstanding kar tu kredit naik 30,1 persen sehingga menjadi Rp 5,7 triliun. Nikmatnya kue pasar perbankan di Indonesia juga dinikmati bank-bank milik investor asing. Salah satunya adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk yang mencatat kenaikan laba bersih 27,89 persen sehingga menjadi Rp 2,98 triliun pada triwulan III 2012. Berdasar laporan keuangan per September 2012 yang dipublikasikan Senin (29/10), pertumbuhan laba bersih anak usaha CIMB Group Holdings Berhad, Malaysia, itu ditopang kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 26,23 persen sehingga menjadi Rp 7,17 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: