Ekspor Merangkak Naik
JAKARTA - Kinerja sektor perdagangan internasional Indonesia yang sempat anjlok pada Agustus 2012 lalu kini mulai merangkak naik. Surplus perdagangan pun ikut terangkat.\"
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, sepanjang September 2012 lalu ekspor Indonesia menembus angka USD 15,90 miliar, naik 13,21 persen dibandingkan ekspor periode Agustus 2012 yang sebesar USD 14,12 miliar. \"Ini positif karena ekspor sudah membaik,\"ujarnya kemarin (1/11).\"
Sebagaimana diketahui, sejak mencapai rekor tertinggi pada Maret 2012 yang sebesar USD 17,25 miliar, kinerja ekspor Indonesia memasuki fase fluktuatif dengan tren turun. Puncaknya, pada Agustus 2012 lalu, ekspor bulanan mencapai titik terendah USD 14,12 miliar.\"
Jika dirinci, total ekspor pada September 2012 tersebut terdiri dari ekspor migas sebesar USD 2,77 miliar dan nonmigas USD 13,13 miliar. Secara kumulatif, ekspor sepanjang Januari - September 2012 mencapai USD 143,00 miliar. Angka akumulasi ini lebih rendah 6,06 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun 2011 lalu yang sebesar USD 152,22 miliar.\"
Dari sisi negara tujuan ekspor, Suryamin menyebut Tiongkok masih menjadi partner dagang terbesar Indonesia dengan nilai ekspor pada September ke Negeri Tirai Bambu itu sebesar USD 1,67 miliar. Posisi ke dua adalah Jepang dengan nilai ekspor ke Negeri Matahari Terbit itu sebesar USD 1,45 miliar. Ke tiga adalah Amerika Serikat (AS) dengan nilai USD 1,17 miliar.
Bagaimana dengan impor? Suryamin mengatakan, nilai impor sepanjang September 2012 lalu mencapai USD 15,35 miliar, naik 11,12 persen dibandingkan periode Agustus 2012 lalu yang sebesar USD 13,81 miliar. Sementara jika dibandingkan impor September 2011, nilainya juga naik 1,19 persen. \"Artinya perdagangan internasional kembali bergairah,\" katanya.\"
Impor tersebut terdiri dari impor migas USD 3,44 miliar dan impor nonmigas USD 11,90 miliar. Sedangkan secara kumulatif, impor periode Januari - Spetember 2012 mencapai USD 141,96 miliar, naik 9,18 persen dibandingkan periode sama 2011 yang sebesar USD 130,03 miliar.
Dari sisi negara asal impor, Tiongkok kembali menjadi negara asal impor terbesar. Pada September 2012 lalu, impor dari Tiongkok mencapai USD 2,23 miliar. Jepang menempel di posisi ke dua dengan nilai USD 1,80 miliar. Di posisi ke tiga ada Thailand dengan nilai USD 917,5 juta. \"Impor dari Thailand tinggi berasal dari otomotif, karena Indonesia banyak sekali mengimpor mobil dari Thailand,\" ujarnya.\"
Dengan kinerja ekspor dan impor di atas, maka surplus neraca perdagangan Indonesia yang sempat menipis kini kembali naik. Secara kumulatif sepanjang 2012, surplus neraca perdagangan yang per bulan lalu sebesar USD 0,49 miliar, maka per bulan ini naik tipis menjadi USD 1,04 miliar.
(owi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: