Tiga Bocah Dibantai di Rumah Ibadah
PERISTIWA tragis yang menewaskan tiga balita yang ikut sekolah minggu di rumah ibadah HKBP Resort Maranatha Simanosor, Sibabangun, Tapteng, Minggu (4/11) pagi, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga para korban. Suara tangis histeris tak henti-hentinya keluar dari mulut para orangtua korban di sela-sela menunggu jasad anaknya didatangkan dari RSU Pandan ke rumah ibadah HKBP Resort Maranatha Simanosor. Suasana haru semakin terasa tak kala sirine ambulans milik rumah sakit pemerintah setempat itu mulai terdengar.
Dan, puncak dari kesedihan itu akhirnya meledak setelah jasad para korban tiba dan diturunkan dari ambulans untuk kemudian dibaringkan di tempat yang telah dipersiapkan di dalam rumah ibadah. Suasana ini tak pelak membuat seisi rumah ibadah baik warga sekitar maupun warga luar yang datang ke lokasi pembantaian itu berlinangan air mata.
Apalagi ketika melihat Sabam Nainggolan (40), ayah kandung Coki Nainggolan, bocah umur tiga tahun yang menjadi salah satu korban tewas, tidur dibekas ceceran darah anaknya sambil meratap sedih. Juga ketika melihat ibu dari Aprila Kristina br Pasaribu (4,5) balita perempuan yang ikut tewas ditebas pelaku, menangis sejadi-jadinya sambil menyebut-nyebut nama anaknya.
Bahkan ketika melihat, ibu dari Yohana Nikita br Panggabean (3), Okto Ramina Revelita br Hutasoit (44), terpaku lemah sambil beruraian air mata. Pemandangan ini jelas membuat suasana di dalam rumah ibadah semakin mengharukan. Di rumah ibadah itu banyak darah berceceran, di rumah ibadah itu banyak pula air mata berjatuhan.
Suasana lebih mengharukan juga terasa saat wartawan mendatangi kediaman masing-masing korban. Di rumah orangtua Yohana Nikita br Panggabean, yang letaknya kurang lebih 500 meter dari rumah ibadah menuju Gunung Serasi, tampak tenda biru sudah terpasang. Rumah yang terbuat dari papan itu tampak dikerumuni para kerabat dan tetangga.
Begitu juga di rumah orangtua Aprilia Kristina br Pasaribu yang letaknya kurang lebih 10 meter dari rumah Yohana Nikita dan rumah orangtua Coki Nainggolan yang berada tak jauh dari kedua rumah tersebut. Ada yang menangis, ada yang termenung sedih, adapula yang terbaring lemah di rumah-rumah para korban itu. Tidak jelas siapa-siapa saja orang-orang itu, tapi sebagian mengaku adalah keluarga dekat korban..
(nasa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: