Dahlan Bantah Di-intervensi
Hari Ini Kirimkan Secara Tertulis Nama Baru Pemalak BUMN
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menolak anggapan ada pihak-pihak yang meng-intervensi dirinya sehingga hanya menyerahkan dua nama kepada Badan Kehormatan Senin (05/11) lalu. Delapan nama yang tersisisa rencananya akan diserahkan secara tertulis besok.
\"Besok (Rabu,07/11) lah. Saya akan menyerahkan nama-nama yang terisisa dan peristiwanya, itu nanti secara tertulis saja kepada BK. Saya tidak gentar,\" ujar Dahlan usai Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Gedung Brantas Abipraya (Persero) kemarin (5/10). Tidak diketahui apakah Dahlan akan datang sendiri ke BK, atau tidak, untuk menyerahkan daftar nama itu.
Menurut Dahlan, nama oknum pemeras BUMN yang akan disampaikan kepada BK adalah di luar dua nama yang sudah diungkapkan sebelumnya saat memenuhi panggilan BK. Dahlan juga menyebut tidak akan memakai inisial dalam daftar yang diberikan ke BK.
\"Tidak pake inisial, nama lengkap dan modusnya kita serahkan. Waktu kemarin (Senin) juga tidak pake inisial kok,\" ungkapnya.
Alasan dirinya baru menyampaikan dua nama pada Senin lalu karena selama ini dia yakin nama-nama oknum anggota DPR lainnya yang memeras Direksi BUMN akan ikut terungkap. \"Baru kita sampaikan dua itu sebagai pemancing saja. Gambaran saya dengan mengungkap kedua nama itu yang lain itu akan ketemu sendiri kalau memang BK ingin menelusuri,\" tukasnya. Dia menolak anggapan bahwa pengungkapan dua nama pada tahap pertama itu sama sekali bukan karena intervensi siapapun.
\"Sama sekali tidak ada intervensi di sana, bahkan Badan Kehormatan meminta lebih lanjut daftar nama-nama lain yang terindikasi meminta upeti. BK minta itu dilengkapi,\" tandasnya.
Terkait maraknya kasus pemerasan tersebut, Dahlan sudah menginstruksikan seluruh BUMN untuk melaporkan langsung setiap ada indikasi pemerasan di perusahaan milik Negara. \"Saya minta direksi BUMN blak-blakan saja. Jangan takut melaporkan jika ada yang berupaya memeras perusahaan,\" jelasnya.
Sebelumnya, anggota BK Usman Ja\"far telah membenarkan bahwa kedua nama yang dilaporkan Dahlan adalah anggota Komisi XI dari Fraksi PDIP Sumaryoto dan anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Golkar Idris Laena. Sumber Jawa Pos menyebut Sumaryoto diduga meminta upeti dari PT Merpati Nusantara Airlines. Sedangkan, PT Garam dan PT PAL melibatkan Idris Laena. Keduanya telah membantah hal itu.
Ketua BK M.Prakosa menegaskan BK menunggu Dahlan menyerahkan sisa nama-nama yang diduga memeras BUMN. Saat memenuhi undangan BK Senin lalu, Dahlan sudah berjanji untuk memberikan nama-nama tambahan secara tertulis pada hari ini (Rabu).
BK meminta Dahlan melengkapinya, karena sebelumnya Dahlan sempat menyatakan telah mengantongi sekitar 10 nama oknum DPR pemeras BUMN. \"Kami siap menerima laporan yang lebih rinci besok,\" kata Prakosa.
Secara terpisah, Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani menegaskan partainya tetap memenghormati asas praduga tak bersalah atas diri Sumaryoto. Bahkan, Puan mempersilahkan kalau Sumaryoto ingin melakukan upaya hukum. \"Silahkan saja kalau ingin mengajukan ke ranah hukum. Kami akan mendorong atau membackup hal tersebut,\" kata Puan.
Sumaryoto sendiri, sekitar pukul 14.30, kemarin, mendatangi Kantor DPP PDIP di Jalan Lenteng Agung No.99, Jakarta Selatan. Politisi yang terpilih menjadi anggota DPR dari dapil Jawa Tengah X itu tiba dengan menaiki Mobil Mercedes Benz hitam bernopol B 17 XD.
Tak banyak komentar yang diberikannya. Dia hanya menyampaikan kedatangannya itu atas inisiatif sendiri, bukan karena dipanggil partai. \"Saya mau lapor. Ini inisiatif saya sendiri,\" kata Sumaryoto. Sekitar pukul 16.15, Sumaryoto dengan langkah bergegas masuk ke mobilnya dan langsung meninggalkan kantor DPP PDIP. Dia sama sekali tidak menanggapi hujan pertanyaan dari para wartawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: