Puso, Janji Kompensasi Mentri tak Diberikan
MUARABULIAN - Petani yang sawahnya puso (gagal panen) akibat kekeringan pada musim kemarau yang melanda petani di Batanghari akhir-akhir ini, tak kunjung mendapatkan kompensasi dari pemerintah. Padahal saat Menteri Pertanian RI, Suswono, saat berkunjung ke Batanghari tahun lalu, berjanji jika petani yang gagal panen akan mendapatkan kompensasi.
Janji menteri saat itu, disampaikan dihadapan petani dan pemerintah daerah dengan kompensasi Rp 3,7 juta per hektar. Kompensasi diberikan sebagai bentuk penghargaan pemerintah atas upaya petani terus bersawah, dan meningkatkan motivasi petani agar terus mengurus sawahnya. ‘’Namun sampai saat ini petani di desa kami yang sawahnya puso, belum ada yang menerima bantuan yang djanjikan Pak Menetri itu,’’ kata Kepala Desa Terusan, Kecamatan Muara Bulian, Atiq.
Disebutkannya, sawah yang puso di desanya mencapai puluhan hektar, dan semuanya sudah dilaporkan kepada dinas pertanian. Menurutnya, walaupun pemerintah memberikan kompensasi Rp 3,7 juta per hektar, sebenarnya petani tetap merugi. ‘’Hanya saja, bila kompensasi itu diberikan, akan meningkatkan motivasi para petani untuk terus menggarap sawahnya,’’ sebutnya.
Data yang diperoleh harian ini, sawah yang puso karena kemarau panjang beberapa bulan lalu, mencapai 50 hektar. Sawah paling banyak yang mengalami kerusakan berada di Kecamatan Muara Bulian. Selain puso, dampak lain kekeringan tersebut adalah telah membuat menurunnya produktivitas sawah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batanghari, Khotib, mengatakan sampai saat ini kompensasi untuk petani sawah belum keluar. Dia menyebut pihaknya akan menyampaikan permohonan kepada Pemerintah Provinsi Jambi untuk diteruskan ke pemerintah pusat.
Namun dirinya tidak bisa memastikan apakah akan ada kompensasi dari pemerintah pusat itu. Bahkan dia pesimis ada kompensasi tahun ini. ‘’Mungkin tahun ini sulit, tapi tahun depan akan kami usahakan supaya itu ada. Kami akan berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jambi,’’ ujarnya.
Sawah kerap puso di Batanghari disebabkan dua hal, yakni banjir dan kekeringan. Selama ini kerugian akibat terjangan banjir maupun kekeringan, hanya ditanggung sendiri oleh petani. Pemerintah daerah pun hingga saat ini belum menyiapkan dana talangan membantu petani yang sawahnya puso.
(cr6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: