Untung Rugi Pelaksanaan FMPDK,Disebut Besar Pasak Dari Tiang
SEPERTI Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) yang telah menjadi agenda pariwisata nasional. Event ini bisa menjadi wadah untuk mempromosikan dan mengembangkan semua seni budaya dan objek wisata di Kerinci.
Namun, dalam pelaksanaannya, tentu saja membutuhkan perencanaan yang matang dan konsep kegiatan yang menarik, sehingga bisa menarik perhatian para wisatawan lokal, regional, nasional, dan wisatawan dunia untuk bertandang ke Kerinci. Kemudian infrastruktur yang memadai, seperti jalan, dan pasilitas yang disediakan di objek wisata itu sendiri, juga menjadi faktor utama untuk mencapai target. Jika tidak, maka event yang mnguras tenaga pikiran dan dana itu hanya sia-sia tanpa hasil, bahkan memubazirkan uang rakyat saja.
“Dari sosialisasi saat mencalon Gubernur dan sampai sekarang saat saya berkunjung ke desa-desa di Kerinci selalu ada acara budaya, kadang-kadang dengan alat sederhana para tamu tetap disambut dengan kesenian budaya, ini yaang perlu kita kembangkan,”ujarnya ujar Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus, usai membuka FMPDK ke XII Kamis (15/11) lalu.
Namun disi lain, pelaksanaan FMPDK ke XII tahun 2012 yang baru-baru ini digelar menjadi bukti bahwa minimnya persiapan dan konsep kegiatan yang terkesan tidak innovatif hanya akan berujung tanpa hasil.
FMPDK yang berlangsung selama 3 hari ini, sangat sepi pengunjung. Apalagi saat ini hujan yang setiap hari mengguyur Kerinci, serta rangkaian kegiatan yang dinilai tidak ada pembaharuan, menjadi alasan bagi warga dan wisatawan untuk memilih tidur berselimut tebal dirumah dari pada pergi ke Danau Kerinci.
Tak heran, jika selama 3 hari itu, hanya segelintir pengunjung saja yang tampak asyik menikmati pegelaran atraksi kesenian dan kebudayaan di panggung utama, serta melihat stand-stand pameran yang disediakan dilokasi.
Akibatnya, sejumlah kalangan menilai, pelaksanaan FMPDK ini hanya menghamburkan ratusan juta uang rakyat, tanpa hasil yang didapat, alias besar pasak dari tiang.
Jika kegiatannya yang disuguhkan pada FMPDK hanya itu ke itu saja setiap tahunnya tanpa ada pembaharuan, lebih baik kedepannya FMPDK ini ditiadakan.
Pasalnya untuk melaksanakan FMPDK ini, dana yang dianggarkan sebesar Rp. 600 juta, jika dibandingkan dengan PAD Kerinci dari bidang pariwisata sangat tidak sebanding. Setiap tahunnya PAD yang diperoleh kurang Rp. 300 juta, berarti kita sudah memubazirkan uang rakyat lebih dari Rp. 300 juta.
“Itu menandakan target Pemkab Kerinci untuk mendatangkan wisatawan lokal, nasional, dan wisatawan asing tidak berhasil. Jika saja FMPDK ini ada pembaharuannya dan diukung dengan infrastruktur yang baik, makan PAD dari bidang pariwisata bisa diatas Rp. 1 Miliyar,”ujar Irwandi, Ketua HMI Cabang Kerinci, yang juga mantan Presiden BEM STAIN Kerinci.
(hdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: