>

Warga Tuding BWP Meruap Tidak Transparan

Warga Tuding BWP Meruap Tidak Transparan

SAROLANGUN - Warga Kelurahan Sarolangun Kembang (Sarkam) khususnya perusahaan yang tinggal disekitar perusahaan TAC-Pertamina EP-BWP Meruap menuding perusahaan tidak tranparan dalam proses perekrutan tenaga kerja di perusahaan yang bergerak di pertambangan minyak tersebut.

            Deni Permana (30), warga yang tinggal di Sri Pelayang kepada koran ini mengatakan, baru-baru ini BWP Meruap telah melakukan perekrutan tenaga kerja. Namun dalam proses perekrutan terkesan tidak transparan. Sebab tidak ada pengumuan, baik di BWP atau diumumkan di surat kabar atau media lainnya. Sehingga sebagai warga yang tinggal disekitar perusahaan Deni mengaku kehilangan peluang untuk bekerja karena tidak mengetahui adanya perekrtutan.

            ‘’Tiba-tiba sudah ada orang baru yang bekerja, dan orang yang bekerja tersebut bukan warga sekitar perusahaan. Tentu saja sebagai warga sekitar perusahaan merasa kecewa,’’ ujar Deni.

            Diakui Deni, sebagai warga yang butuh pekerjaan dan tinggal disekitar perusahaan dia sudah berulangkali memasukkan lamaran, tapi tak pernah dapat panggilan. ‘’Saya heran seperti apa perekrutan tenaga kerja di BWP Meruap, jangan-jangan ada unsur nepotisme,’’ cetusnya.

            Sementara Humas BWP Meruap, Fahrul Rozi, ketika ditemui sejumlah wartawan di ruang kerjanya membantah kalau BWP Meruap dalam perekrutan tenaga kerja tidak tranparan.

            Menurutnya, dalam perekrutan tenaga kerja, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Dinsosnakertran, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda setempat, bahkan melibatkan organisasi pekerja yang ada di BWP Seperti SBSI dan SPSI. Dalam perekrtutan menurutnya dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku bahkan melibatkan konsultan independen dari perguruan tinggi seperti Unja. ‘’Tidak ada yang kami tutup-tutupi dalam perekrutan tenaga kerja, namun untuk memuaskan perindividu kami tidak bisa,’’ katanya.

            Diakuinya baru-baru ini, ada perekrutan tenaga kerja 8 orang untuk mengisi kekosongan pekerja karena ada yang meninggal dan berhenti, namun perekrutan dilakkan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Pihaknya memang sengaja tidak mengumumkan di media massa, karena dikhwatirkan pelamar dari luar daerah dan dari kabupaten-kabupaten lain akan berbondong-bondong datang untuk melamar kerja yang pada akhirnya akan mempersulit warga sekitar untuk mendapatkan pekerjaan karena persaingan semakin labih ketat.

            ‘’Kami tetap koordinasi dengan Nakertrans dan tokoh masyarakat, tokoh pemuda bahkan diawasi SPSI dan SBSI yang ada di perusahaan ini, perekrutan dilakukan sesuai prosedur dan tentu saja mengutamakan masyarakat sekitar dengan catatan memenuhi kriteria yang ditetapkan perusahaan tanpa ada unsur nepotisme, dan melibatkan semua elemen,’’ ucapnya.

            Dikatakannya, managemet perushaan selalau mengutamakan warga sekitar untuk bekerja di BWP Meruap, asal memenuhi persyaratan dan kriteria yang ditetapkan perusahaan. ‘’Boleh dicek 91 persen pekerja di BWP di luar management merupakan putra daerah,’’ tegasnya.

            Yang perlu diketahui, katanya, di BWP Meruap ada sejumlah perusahaan out souching yang bekerja. Dalam perekrutan tenaga kerja, BWP Meruap tidak bisa intervensi terkait rekrutmen ini, dan itu merupakan hak mereka.

            ‘’Yang sudah dimasukkan oleh out sourching (pihak ketiga) tidak serta merta akan diterima, akan tetapi akan kami uji terlebih dahulu. Jika layak, maka akan dipakai. Jika tidak layak, maka akan dikembalikan. Terlebih yang sudah terlibat narkoba,’’ tandas Fahrul.

(zha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: