Penderita HIV/AIDS Naik Tajam

Penderita HIV/AIDS Naik Tajam

26 IRT Terjangkit HIV

JAMBI - Jumlah penderita HIV/AIDS di Provinsi Jambi selama tahun 2012 naik tajam dibanding tahun-tahun sebelumnya.  Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi sampai 31 September 2012, ditemukan 80 penderita HIV, dan 45 penderita AIDS.

Bahkan, tercatat juga dalam tahun yang sama, 16 penderita  meninggal dunia.  Penderita yang ditemukan meninggal dunia berada di tiga kabupaten dan satu kota.

“Untuk perkembangan HIV AIDS tahun 2012, ditemukan pasien baru sebanyak 125 orang. HIV 80 orang, AIDS 45 orang,” ujar dr Andi Pada, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Jumat (30/11) kemarin.

Penderita yang meninggal dunia, paling banyak ditemukan di Kota Jambi, sebanyak 13 orang. Sisanya, berada di Kabupaten Batanghari sebanyak 1 orang, Kabupaten Kerinci sebanyak 1 orang, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak satu orang.

Sementara untuk temuan penderita baru HIV, dari keseluruhan 80 orang, sebanyak 50 orang diantaranya ada di Kota Jambi. Sedangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat 20 orang, Kabupaten Muarojambi dan Kerinci masing-masing 3 orang, Kabupaten Bungo 2 orang. Dan Kabupaten Batanghari, Tebo, masing-masing 1 orang.

Kota Jambi juga masih menduduki peringkat pertama untuk temuan AIDS, dengan 34 orang. Disusul Kabupaten Tanjabbar 4 orang, Kabupaten Batanghari dan Merangin masing-masing 2 orang. Dan Kabupaten Bungo, Kerinci, Tanjabtim masing-masing satu orang.

Rekap data dari tahun 1999-31 September 2012, jumlah penderita HIV ada 362 penderita, penderita AIDS ada 341 orang, dan meninggal 123 orang.

Kasus HIV AIDS, disebutkan Andi Pada, merupakan fenomena gunung es. Untuk penderita AIDS bisa terlihat dari gejala klinis. Namun untuk HIV belum dapat dilihat.

\"Biasanya orangnya masih cantik atau gagah. Tapi pemeriksaan di dalamnya temukan,\" ungkapnya.

\"Seperti dari 125 orang, 45 yang AIDS itu infeksinya sudah lama,\" jelas Andi.

Pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jambi telah berusaha melakuka. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan adanya empat rumah sakit yang ditunjuk, yaitu RSUD Mattaher, RSUD Bungo, RSUD Tanjabbar. Untuk daerah yang daerah yang belum ada tim pencegahan, maka akan ada visit voluntary consulting (VCC) dan VCC mobile.

\"Ada juga latih guru-guru untuk beri pengetahuaan komprehensif di masyarakat,\" kata Andi Pada. Ini karena penderita paling banyak berada di usiaa >25 tahun. Maka di usia 15 tahun harus diberi pengetahuan.

Pencegahan melalui layanan inspeksi menular sexual (IMS), yang saat ini ada di 3 puskesmas di 3 daerah. Program lain adalah PMTCT. Ini untuk mencegah penularan dari ibu ke anak, pada saat penderita hamil. \"Ini masih terbatas di RSUD Mattaher,\" jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: