Impor Hortikultura Dapat Perhatian dari Filipina

Impor Hortikultura Dapat Perhatian dari Filipina

SURABAYA-Situasi penumpukan impor hortikultura di Tanjung Perak tak hanya mendapat perhatian dari pelaku usaha dalam negeri. Negara-negara pemasok produk impor pun ikut penasaran. Salah satunya, Filipina. Negara tetangga itu ingin tahu duduk perkara yang sempat menyebabkan fasilitas petikemas berpendingin di TPS macet.

                Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Humas PT TPS M. Sholeh. Dia  menjelaskan, utusan yang datang adalah atase perdagangan dari kedutaan besar Filipina di Indonesia Alma F. Argayoso. \"Tujuannya datang ke sini (PT TPS) ingin mengetahui lebih lanjut masalah impor hortikultura dan perizinannya. Jadi, kami temui ditemani dengan utusan dari Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Imam Djajadi,\" ujarnya.

       Dia menjelaskan, Filipina juga merupakan salah satu pemasok produk hortikultura ke Indonesia. Produk yang biasa diimpor dari Filipina adalah pisang cavendish dan bawang merah. Hingga bulan November dua produk tersebut sudah masuk sebanyak 95 kontainer.

       \"Tapi, market share mereka hanya tak mencapai 1 persen dari total impor kontainer reefer (kontainer berpendingin) sebanyak 27 ribu kontainer. Masih kalah dengan Tiongkok dengan impor 5617 kontainer. Atau negara perantara seperti Singapura dengan jumlah 10 ribu kontainer,\" ujar dia.

       Selain itu, Alma juga mengungkapkan keinginan untuk mencari peluang kerjasama. \"Ya tujuannya dia memang untuk meningkatkan kinerja pelabuhan selain juga mempererat hubungan bilateral,\" imbuh dia. Sholeh menerangkan, kerja sama yang ingin dijajaki adalah bidang rantai logistik seperti pergudangan dan pengepakan.

       Namun, Sholeh menyatakan, PT TPS belum ingin merespon kepada tawaran tersebut. Sebab, investasi yang ditawarkan tak sesuai dengan visi PT TPS. \"Kami memang ingin konsentrasi pada core bisnis yakni operator pelabuhan,\" ujar dia.

(bil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: