Indeks Masih Jauh Menuju 4.500

Indeks Masih Jauh Menuju 4.500

JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) belum juga menunjukkan tanda-tanda menembus 4.500 pada akhir tahun ini. Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks hanya naik 5,765 poin (0,134 persen) ke 4.292,6. Sedangkan indeks LQ45 menguat 0,39 poin (0,053 persen) ke 728,08.

Analis PT BNI Securities Viviet S. Puteri mengatakan, sampai akhir tahun ini belum terlihat adanya faktor pendorong yang bisa membuat IHSG naik tinggi ke level 4.500. Hanya ada satu harapan dari listingnya PT Waskita Karya pada 19 Desember 2012 mendatang.

Waskita yang akan menjadi satu-satunya BUMN IPO tahun ini diharapkan bisa menciptakan sentimen positif sehingga memacu pergerakan pasar ke arah lebih baik. “Investor diharapkan merespons positif IPO Waskita sehingga bisa membawa emiten pada sektor yang sama mengalami penguatan,\" ungkapnya di Jakarta kemarin.

Dalam beberapa periode belakangan ini, kata Viviet, penguatan beberapa saham unggulan terutama infrastruktur sudah cukup tinggi sehingga mulai terjadi aksi jual. Atas dasar itu, Waskita diharapkan bisa mengubah keadaan menjadi akumulasi. “Kalau dari faktor global semua masih menunggu keputusan Obama yang masih melakukan negosiasi dengan Kongres AS, terutama dari Partai Republik terkait fiscal cliff dan rencana pemberlakuan kembali pajak pendapatan 80 persen. Pemberlakuan pajak ini sempat dihentikan sejak zaman kepemimpinan Bush sampai batas waktu Januari 2013 karena kondisi perekonomian di sana sedang negatif,” paparnya.

Pada awal 2012, pelaku pasar optimistis indeks berpotensi tumbuh 20 persen dibandingkan penutupan perdagangan akhir 2011 pada level 3.821,99 poin. Namun, hingga penutupan perdagangan kemarin, indeks ditutup pada 4.292,61 atau baru tumbuh 12,31 persen sejak akhir tahun lalu.

Indeks memang sempat mencapai posisi tertinggi pada level 4.375,17 pada 26 November 2012. Namun, masalah ekonomi global ditambah isu dari dalam negeri terkait defisit neraca perdagangan menjadi sentimen negatif.

Dibandingkan dengan pertumbuhan pasar saham Asia Tenggara lainnya, Indonesia relatif lebih baik. Malaysia hanya tumbuh 5,59 persen pada periode yang sama. Namun dibandingkan Thailand, Indonesia masih kalah karena Bursa Negeri Gajah Putih itu tumbuh 30,68 persen. Sedangkan Bursa Singapura tumbuh 16,32 persen.

Pengamat pasar modal Lucky Bayu Purnomo mengatakan penutupan harian IHSG tertinggi sepanjang tahun ini ada di level 4.375 dan terendah 3.654 poin. \"Jika indeks dalam waktu dekat bisa menyentuh level 4.400, peluang untuk lanjut ke 4.500 masih ada,\" katanya.

(gen/oki)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: