Usai Debat, Dua Kubu Cagub Sulsel Saling Serang

Usai Debat, Dua Kubu Cagub Sulsel Saling Serang

KPU: Harusnya Cagub Menenangkan Pendukungnya

MAKASSAR - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan (Sulsel), Jayadi Nas menyesalkan tindakan massa pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Numang (Sayang). Penyesalan terhadap massa IA dan Sayang ini terkait bentrokan kedua massa pendukung ini.

Semestinya kata dia, tidak perlu terjadi perselisihan antara kedua massa pendukung karena debat kandidat yang digelar KPU Sulsel berjalan damai dan tidak ada yang merasa dirugikan.

\"KPU sangat menyayangkan kejadian itu. Acara yang sudah berlangsung sukses harus ternodai dengan tindakan anarkis seperti itu. Mestinya kedua calon bisa menahan diri dan menenangkan massa mereka,\" kata Jayadi kepada FAJAR (JPNN GROUP) di Makassar, Jumat (11/1).

Bentrokan dua pendukung massa calon Gubernur dan Wakil gubernur yang terjadi di persimpangan jalan Haji Bau- Arief Rate, Makassar, Kamis (10/1) usai digelar debat kandidat. Satu warga simpatisan calon Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Numang (Sayang) dikabarkan mengalami luka tikaman badik. Sementara pendukung IA juga ada yang mengalami luka anak panah.

Informasi dari kepolisian menyebutkan jika korban diketahui bernama Rahman. Dia dilaporkan mengalami luka tusukan badik di pinggangnya. Korban diketahui adalah pendukung Sayang yang berasal dari Kabupaten Sidrap.

Di kubu pendukung IA, seorang warga juga diketahui mengalami luka tusukan anak panah di punggungnya. Korban diketahui bernama Ikbal. Kedua korban sudah mendapatkan perawatan intensif dari tim medis.

\"Data terakhir kami, baru dua orang yang menjadi korbannya. Satu luka tikaman, satunya lagi kena peluncur,\" jelas Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Kombes Endi Sutendi.

Endi mengatakan, polisi masih melakukan pengembangan terkait dengan kasus ini. Polisi, kata dia, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengungkap pelaku penikaman. Apalagi jika korbannya tidak mengenal pelaku. \"Kan bisa saja pelaku penikamannya pake helm jadi tidak dikenal sama korban. Apalagi kalau bentrokan seperti itu,\" jelas Endi.

(sah/eka)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: