Pasien Jamkesmas Dipungut Biaya
Diduga Dilakukan Oknum Dokter RS Hanafie
MUARA BUNGO - Salah satu oknum dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hanafie Bungo sengaja memungut biaya dari pasien yang telah memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Jumlah pungutan tak kecil, hingga senilai Rp 7.425.000.
Pungutan tersebut dilakukan pada saat pasien melakukan operasi dibagian kepala pada tanggal 5 Januari 2013. Hal itu akibat dari kecelakaan maut yang menyebabkan satu meninggal dunia, yakni Jamaludin.
Modus yang dilakukan oleh oknum dokter tersebut adalah, oknum dokter itu dengan sengaja meminta keluarga pasien untuk membeli alat operasi senilai Rp 7.425.000 di apotik diluar rumah sakit. Seharusnya, oknum dokter tidak melakukan hal itu, karena RS telah memiliki peralatan untuk operasi.
Modus ini diduga sengaja dilakukan oleh oknum dokter agar bisa mengambil keuntungan. Yang lebih parahnya lagi, untuk menyelesaikan semua urusan, oknum dokter tersebut sengaja memanggil preman untuk menemui wartawan.
Oknum dokter tersebut beralasan karena Jamkesmas warga Kibul Kabupaten Merangin yang merupakan pasien ini belum selesai dan belum bisa digunakan. Namun, berdasarkan pengakuan dari pihak keluarga pasien, Jamkesmas telah diselesaikan dengan bagian pelayanan RS Hanafie pada tanggal 2 Januari lalu.
Bahkan, pihak pelayanan RSUD Hanfie mengaku Jamkesmas tersebut sudah sah dan boleh dipergunakan untuk berobat gratis. Tapi, oknum dokter masih ngotot Jamkesmas pasien itu belum bisa digunakan. \"Belum selesai, kalau sudah selesai tidak mungkin terjadi seperti ini,\" katanya tegas, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di RSUD Hanafie, Sabtu, lalu.
Ketika dikonfirmasi ke Direktur RS, Safaruddin, terkait masalah ini, ditegaskannya, jika pasien menggunakan Kartu Jamkesmas, maka tak dikenakan biaya pengobatan.
Hanya saja, direktur RS mengaku tak bisa menyelesaikan masalah ini. Dia meminta agar masalah ini langsung diselesaikan sama dokter yang bersangkutan. Begitu juga dengan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi, dr. Andi Pada. \"Kalau menggunakan Jamkesmas, tak bayar. Nanti saya coba konfirmasi ke Direktur dan Dokter yang bersangkutan,\" kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, saat dikonfirmasi harian ini, Sabtu lalu.
Bahkan, wartawan yang mengetahui hal tersebut mendapatkan intimidasi berupa ancaman dari dokter tersebut. \"Kamu jangan jadi pahlawan ya. Banyak orang yang arogan apabila menyelesaikan masalah di Rumah Sakit ini,\" ujarnya keras, sambil memperlihatkan photo-photo pasien yang telah dioperasi olehnya.
Pada kesempatan itu, keluarga korban, Buyung, menceritakan kronologis awal kejadian tersebut. Menurutnya, pasien masuk RSUD pada tangal 1 Januari. Kemudian, karena luka yang ada di kepala cukup serius, maka pasien langsung diharuskan untuk melakukan operasi.
“Sebelum operasi, terlebih dahulu kamidiharuskan untuk membeli alat untuk operasi di apotik luar RSUD. Kitakan tidak tahu dan panik, makanya kita langsung beli. Harganya memang 7 juta lebih. Tapi, yang kita bayarkan baru 4 juta lebih,” terangnya.
“Untuk pengurusan Jamkesmas ini, dokter mengatakan bahwa, Jamkesmas kita belum bisa diterima, karena ada KS-nya yang belum selesai, padahal semua urusan sudah selesai. Kita inikan orang susah, janganlah urusan kita dipersulit,” pungkasnya.
Namun, setelah melalui perdebatan panjang dan alot, akhirnya, uang yang sudah dikeluarkan keluarga pasien dikembalikan oleh pihak apotik tempat membeli peralatan medis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: