FASHA : Jumlah Rumah Lebih Banyak dari Jumlah KK Di Kota Jambi
JAMBI-Calon kuat walikota Jambi H SY Fasha yang juga Ketua Asosiasi Tenaga Ahli Kontruksi Provinsi Jambi (ATAKI), Senin kemarin diundang sebagai pembicara dalam acara Bincang Property di Jamtos.
Selain Fasha juga hadir pembicara lainnya yakni Ketua DPD REI Hasan Fauzie, Pahlevi (BTN/Perbankan) Andi (NGK/Pengembang), Joyo (Dinas Tata Kota/Pemerintah), Nita (Garis Dimensi/interior).
Banyak hal yang terkuak dalam perbincangan tersebut, antara lain, ke depan jumlah perumahan akan lebih banyak dibanding jumlah KK yang ada di Kota Jambi, dikarenakan sebagian besar masyarakat yang mampu dikabupaten-kabupaten dalam Provinsi Jambi akan berinvestasi rumah di Kota Jambi.
‘’Apakah untuk anak - anak yang menuntut ilmu pendidikan atau sekedar investasi. Hal ini harus menjadi pemikiran kita bersama. Ke depan, dari sekarang kita sudah harus memulai pembangunan secara vertikal, karena makin lama lahan Kota Jambi makin sempit dan tidak memungkinkan lagi pengembangan secara horizontal,’’ ungkap FASHA yang merupakan kandidat Kuat Walikota Jambi.
FASHA juga menyorot tentang FASOS FASUM yang sering terabaikan oleh pengembang. ‘’Memang kalau lah mengacu kepada peraturan 70 : 30 sangatlah memberatkan pengembang dari sisi komersial, kalaulah bisa direvisi menjadi 80:20 atau 75 : 25 para pengembang bisa lebih focus untuk FASOS dan FASUM,’’ katanya.
FASHA juga meminta agar ada regulasi yang mengatur tentang pengembang yang lalai melaksanakan kewajiban tersebut (phunisment) karena kasihan konsumen dan umumnya hal ini terjadi pada perumahan menengah ke bawah (RS/RSS).
FASHA juga menyorot tentang fasilitas Perbankan agar lebih mudah masyarakat bisa mendapatkan Fasilitas kredit, karena minat masyarakat kecil sangat besar untuk memiliki rumah sendiri.
‘’Saya sudah puluhan kali mengeluarkan dukungan dan jaminan untuk masyarakat kecil yang mau kredit perumahan, karena ada salah satu persyaratan yakni pekerjaan si konsumen, menurut pemikiran saya, kredit perumahan adalah kredit yang sangat menguntungkan perbankan dan sangat aman sekali, dari sisi safety factor sangat lah tidak mungkin konsumen kabur membawa rumahnya kecuali motor/ mobil dan surat-surat kepemilikan atas objek tersebut ada pada perbankan dan apabila terjadi kemacetan sangat mudah menawarkan kepada calon konsumen lain untuk melanjutkannya karena harga rumah dan tanah tidak pernah turun,’’ tegas Fasha.
Tentang tenaga kerja lokal juga disorot FASHA. ‘’Tadi disampaikan oleh ketua REI bahwa dalam pembangunan perumahan senilai Rp 1 Milyar dibutuhkan tenaga kerja idealnya 100 orang, coba kita hitung dalam setahun berapa Miliar pembangunan perumahan di Kota Jambi ini ? Berarti dari sektor property saja sudah penyumbang terbesar untuk pengentasan pengangguran di Kota Jambi ini, sepanjang para pengembang komit untuk memaksimalkan peran tenaga kerja lokal dan hal ini perlu regulasi dari pihak pemerintah,’’ tegas FASHA.
Semua pembicara menyampaikan permasalahan dan harapan-harapan ke depan tentang pengembangan perumaha.
(adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: