Batavia Air Melanggar Instruksi Dirjen

Batavia Air Melanggar Instruksi Dirjen

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, berhenti beroperasinya Batavia Air sebenarnya merupakan kesempatan bagi maskapai penerbangan pelat merah, yakni Garuda dan Merpati. Yakni jika bisa mengambil alih rute yang biasa dijalani oleh Batavia Air.

                \"Sebetulnya itu kesempatan kalau memang bisa diisi dengan baik,\" kata Dahlan seusai mengikuti MoU tiga perusahaan BUMN yang membentuk bank joint venture di Kementerian BUMN, kemarin (31/1). Namun dia mengakui, proses untuk mengambil alih itu bukan perkara gampang.

                Dahlan menjelaskan, itu berkaitan dengan ketersediaan pesawat yang belum tentu ada. Apalagi jika sudah memiliki rute regular. Selain itu, jika harus mendatangkan pesawat tambahan atau baru, juga ada prosedur yang harus dilewati. \"Mendatangkan pesawat nggak gampang,\" kata mantan direktur utama PLN itu.

Keputusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat yang mempailitkan maskapai Batavia Air hingga stop beroperasikrj mulai Kamis pukul 00:00 WIB belum banyak diketahui a masyarakat. Terbukti, ratusan penumpang yang sudah memiliki tiket Batavia Air kebingungan di bandara karena tidak bisa terbang.

Seperti yang terjadi di bandara Soekarno Hatta kemarin, ratusan calon penumpang Batavia Air keleleran di Terminal IC Bandara Soekarno Hatta. Mereka menunggu di depan pintu kantor Batavia Air yang tertutup rapat. Hanya ada dua satpam dari Angkasa Pura dan secarik kertas yang ditempel di kaca mengumunkan mengenai alaasan pemberhentian operasi Batavia Air.

       Mereka menyesalkan sikap manajemen Batavia Air yang tidak memberitahukan hal itu pada saat mereka membeli tiket,\"Saya beli tiket dua hari yang lalu masih dilayani. Beli tiket rombongan ke Padang buat 10 orang PP (pulang pergi), harganya satu tiket Rp 570 ribu. Sekarang malah nggak ada petugasnya sama sekali, bagaimana nasib kami,\" ujar salah seorang penumpang, Nasution. \" \" \"

       Penumpang yang lain, Ferry Setiadi mengaku terkejut begitu sampai di bandara ternyata tidak ada penerbangan Batavia Air. Bahkan, sama sekali tidak ada petugas yang bisa ditanyai tentang nasib tiket yang sudah terlanjur dibeli,\"Bagaimana saya mesti ke Kurator?hari ini saya mesti ke Padang karena ada saudara menikah. Kalau tidak ada polisi sudah pecah semua kantor ini,\" katanya dengan nada kesal.

       Kepala Otoritas Bandara Soekarno Hatta, Adi Kanrio yang menemui para penumpang Batavia Air hanya bisa menyarankan agar mereka membeli tiket maskapai lain, bagi yang terburu-buru harus pergi,\"Kami minta maskapai lain angkut penumpang Batavia Air, sediakan seat (kursi) dengan catatan harga tiket yang dijual harus sesuai dengan yang tercantum di tiket Batavia Air yang sudah dibeli,\" tuturnya

       Puluhan penumpang yang kecewa di bandara Soekarno Hatta lantas mendatangi kantor Kementerian Perhubungan untuk mengadukan nasib mereka. Kasubdit Angkutan Udara, Ditjen Perhubungan Udara, Kemenhub Hemi Pamuraharjo yang menemui para pengunjuk rasa mengatakan bahwa Batavia Air telah melanggar instruksi Dirjen Perhubungan Udara,\"Batavia Air telah melanggar instruksi Dirjen,\" tegasnya

       Hemi menuturkan, sebelumnya Dirjen telah meminta agar pihak Batavia Air tetap menempatkan karyawannya di bandara-bandara untuk menginformasikankepada penumpang perihal yang terjadi. Namun kenyataannya, di bandara sama sekali tidak ada perwakilan Batavia Air yang muncul,\"Mereka tidak menangani calon penumpang sebagaimana instruksi Dirjen, setidaknya mereka harus menghubungi penumpang lewat SMS,\" katanya

       Kurator yang ditunjuk menangani pailit Batavia Air, Tulman Panggabean mengatakan, secara otomtasi segala bentuk kegiatan Batavia Air harus seizin pihak Kurator. Oleh sebab itu, pihaknya tidak menyalahkan manajemen Batavia Air yang tidak melayani penumpang sebagaiamana mestinya,\"Kami tidak tunduk terhadap Dirjen Udara, kami tunduk terhadap UU Kepailitan,\" tukasnya

       Menurut Tulman, masalah ini sudah menjadi peristiwa hukum. Pihaknya meminta para pemegang tiket untuk bersabar menunggu proses selesai,\"Pemegang tiket juga merupakan kreditur Batavia Air, jadi kami juga ingin menyelesaikan dan membayar mereka. Tapi tolong sabar. Kami baru bekerja sehari untuk melihat berapa total utang dan aset yang dimiliki Batavia Air,\"   lanjutnya

       Meski begitu, dia menegaskan bahwa hak pertama pembayaran dari likuidasi aset diberikan kepada kreditur istimewa yaitu buruh atau karyawan terlebih dahulu. Setelah itu membayar pajak,\"Kalau itu sudah semua baru untuk membayar kreditur-kreditur yang lain. Kami sudah tanya, sampai Januari kemarin para karyawan masih memperoleh hak gaji mereka,\" sambutnya

       Direktur HRD Batavia Air, Cahya Subrata yang turut hadir bersama Kurator, mengaku tidak boleh lagi menjawab pertanyaan apapun, sebab semua hal tentang Batavia sudah diserahkan ke Kurator. Meski begitu, pihaknya meminta maaf kepada seluruh penumpang karena kejadian ini,\"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, ini murni bukan kehendak kami tapi karena kegagalan bisnis,\" jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: