Polisi Bentrok dengan Ormas Islam
MEDAN - Ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara, terlibat bentrok dengan ratusan personel polisi yang berjaga di depan Hotel Emerald Garden, Jalan Putri Hijau Kelurahan Silalas Kecamatan Medan Barat, Jumat (1/2). Amuk massa makin beringas hingga kaca-kaca hotel hancur dilempari batu.
Polisi pun sampai menembaki massa yang ingin masuk ke hotel dengan water canon dan gas air mata. Sejumlah orang dari pendemo mengalami cedera. Bahkan seorang pendemo bernama Imanuddin (52), mengalami pecah di bagian kepala terkena lemparan batu. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Sebelum menggelar aksi di depan hotel Emerald Garden, massa terlebih dahulu berkumpul di lokasi bekas berdirinya Masjid Raudhatul Islam yang berada di belakang Hotel Emerald. Secara berangsur, ratusan massa dari berbagai elemen ormas Islam berdatangan dan menyatu bersama massa yang sudah berkumpul sejak Salat Jumat. Bahkan, dari rombongan massa yang berdatangan itu, tampak rombongan dari Aceh dengan menggunakan bus bertuliskan Pemkab Aceh Tamiang.
Setelah massa bersatu sesuai dengan yang direncanakan, massa pun bergerak pelan memasuki areal perumahan Permata Hijau yang berada di belakang Hotel Emerald Garden. Sempat terjadi ketegangan antara massa dengan petugas kepolisian yang menutup jalan masuk ke perumahan tersebut dengan menggunakan sepeda motor. Beruntung, keributan itu dapat mereda setelah sejumlah petugas kepolisian yang menutup jalan masuk ke perumahan itu pergi setelah mendapat amarah warga. Di tempat ini, ada beberapa penghuni perumahan Permata Hijau yang merupakan etnis Tionghoa hampir menjadi amuk massa. Namun, keadaan dapat dikendalikan setelah sejumlah koordinator aksi meredakan massa yang tersulut emosi. Selanjutnya, massa bergerak ke lokasi bekas berdirinya Masjid-Yayasan Al Khairiyah dan sejenak melakukan orasi secara damai.
Seteleah itu, massa merengsek ke depan Hotel Emerald Garden. Sebelum tiba di depan hotel, massa sempat merubuhkan pagar masuk Perumahan Permata Hijau dengan menggunakan grenda. Karena pondasi pagar itu terbilang cukup kuat, massa pun akhirnya merubuhkan paksa pagar itu. Tiang penyangga pagar ikut copot, termasuk portal penghalang jalan yang dipasang pihak perumahan.
Begitu tiba di depan hotel Emerald Garden, massa langsung mengatur formasi barisan. Pihak kepolisian yang sudah berada di hotel itu pun melakukan hal yang sama. Aksi dimulai dengan berorasi secara bersama-sama yang dilanjutkan dengan orasi secara bergantian yang dimulai dari orasi dari perwakilan Laskar Umat Islam (LUI), Forum Komunikasi Aktifis Mesjid (FKAM), Front Pemebela Islam (FPI), Kesatuan Mahasiswa Islam (KMI) dan terakhir Laskar Pembela Islam (LPI). Dalam orasinya itu, mereka menuntut agar segera dipertemukan dengan pihak pemilik hotel, perwakilan Pemprovsu, dan juga perwakilan kepolisian.
Sekitar 30 menit menunggu dan tidak ada realisasi atas tuntutan mereka, massa mulai emosi dan terlibat saling dorong denga polisi yang berjaga. Dalam aksi itu, tampak sejumlah orang dari pendemo, terseruduk ke dalam parit yang berada di depan hotel hingga membuat pendemo semakin tersulut emosi. Bahkan, pendemo sempat melempari petugas kepolisian dengan menggunakan air mineral kemasan. Begitu juga dengan ban bekas yang sudah dipersiapkan, sempat dibakar di halaman hotel namun tidak berlangsung lama karena ban yang terbakar itu dengan cepat diambil petugas dan dimasukkan ke dalam kolam yang berada di halaman hotel. Selanjutnya, massa pun kembali pada posisi semula dan melanjutkan orasi mereka.
Namun, massa yang masih emosi mencoba menerobos masuk ke dalam hotel. Tak pelak, polisi sigap menghadang. Massa yang melempari petugas dengan batu dibalas dengan tembakan water canon dan gas air mata. Usaha polisi cukup berhasil karena massa langsung bubar. Lucunya, gas air mata tidak hanya membubarkan massa, beberapa anggota polisi pun terkena imbas. Akibatnya barisan polisi pun bubar, beberapa dari mereka berlari ke belakang hotel untuk mencuci muka.
Saat personel polisi mencuci muka, para pendemo kembali beraksi dengan melemparkan batu hingga terjadi seperti hujan batu. Seketika, sejumlah kaca hotel pecah terkena lemparan batu. Sontak, petugas Polisi langsung kembali dan membuat fomasi barisan. Karena merasa tertekan, para petugas juga tampak membalas dengan melemparkan batu ke arah pendemo. Sekitar 20 menit, suasana di depan hotel Emerald Garden mencekam dengan hujan batu serta perihnya asap gas air mata.
Susana dapat dikendalikan saat waktu Salat Ashar. Sebagian besar pendemo memilih melaksanakan salat berjamaah di badan Jalan Putri Hijau yang sudah diblokir sejak awal demo terjadi. Usai Salat Ashar bersama itu, terjadilah dialog antara polisi dan pendemo yang sepakat untuk menghentikan aksi anarki tersebut. Para pendemo pun langsng membubarkan diri dan kembali ke lokasi bekas berdirinya Masjid Raudatul Islam. Sementara pihak kepolisian masih berjaga di lokasi. Bahkan, sempat berdatangan ratusan personel Dalmas ke lokasi bentrokan.
Zulkarnain selaku kordinator aksi yang diwawancari usai aksi mengatakan kalau pihaknya akan terus berjuang agar masjid-masjid yang sudah dirubuhkan dapat dibangun kembali. Untuk aksi yang berujung anarki tersebut, Zulkarnain menyebut kalau hal itu dikarenakan sikap petugas kepolisian yang melakukan pemukulan terhadap pendemo saat mencoba meringsek masuk ke dalam hotel. Begitu juga dengan sejumlah pendemo yang dikabarkan telah ditahan pihak kepolisian, Zulkarnain menyebut akan menempuh upaya hukum.
“Ini catatan penting di mana aparat kepolisian telah mencederai umat Islam. Kali ini kita membawa massa sekitar 800 orang dan bila dalam waktu 1 minggu yang kita berikan tuntutan kita tidak kunjung dikabulkan, maka kita akan tiuru lagi dengan jumlah massa yang jauh lebih besar. Bahkan, kita berencana untuk menduduki hotel,“ ungkap Zulkarnain sembari pergi bersama rombongannya.
(mag-10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: